Bulan puasa Ramadan menjadi tantangan spesial bagi para ibu dan istri.
Selain ikut berpuasa, mereka juga punya kesibukan baru selama bulan puasa ini. Yakni menyiapkan menu masakan sahur dan berbuka puasa untuk keluarga di rumah.
Tantangan ini tidak mudah. Sebab, tidak hanya dilakukan dalam satu atau dua hari. Tapi selama sebulan. Imbasnya, selama Ramadan, para ibu harus siap kurang tidur.
Saya mengambil contoh istri saya.
Sejak awal puasa lalu, ritme tidurnya berubah. Sejak pukul 02.00 dini hari, dia sudah terbiasa beraktivitas di dapur. Menyiapkan menu sahur untuk saya dan anak-anak.
Kadang menanak nasi. Kadang tinggal menghangatkan sayur berkuah dan menggoreng lauk secukupnya. Tapi, lebih sering menyiapkan menu baru dimasak permintaan anak-anak yang senang masakan hangat.
Terkadang, dia bahkan tidak bisa tidur karena merasa khawatir bila bangun telat sehingga tidak bisa menyiapkan masakan sahur.
Apresiasi lebih untuk istri selama Ramadan
Bila begitu, sudah sepantasnya para ibu dan para istri mendapatkan apresiasi lebih dari para suami dan anak-anaknya selama Ramadan ini.
Nah, karena konteks tulisan ini akan berfokus pada hubungan suami dan istri, saya ingin menyebut dengan jelas bahwa sudah seharusnya para suami memberikan perhatian lebih kepada istrinya di bulan Ramadan ini.