Sementara Rankireddy (21 tahun) dan Shetty (24 tahun) kini sudah ada di ranking 7 dunia, imbas prestasi apik mereka di BWf World Tour. Ganda India ini menyalip Fajar/Rian yang kini ada di ranking 9 dunia.
Bahkan, bila bicara ranking, itu sama saja seperti menyindir Fajar/Rian. Sebab, meski masuk ranking 10 besar dunia, tetapi penampilan mereka angin-anginan. Jarang masuk babak penting. Apalagi juara.
Swiss Open jadi momentum move on Fajri
Karenanya, keberhasilan lolos ke final Swiss Open menjadi momentum move on bagi karier Fajri--sebutan Fajar/Rian.
Terlebih, mereka sempat babak belur di dua turnamen BWF World Tour yang digelar di bulan Maret ini. Fajar/Rian gagal di German Open dan All England.
Andai mereka juga gagal di Swiss Open sementara juniornya meraih sukses, entah apa kata badminton lovers di Indonesia perihal penampilan mereka.
Tapi, Fajar/Rian benar-benar ingin move on di Swiss Open. Penampilan mereka lebih oke ketimbang saat tersingkir cepat di All England pekan lalu.
Tadi malam, Sabtu (26/3), Fajar/Rian yang menjadi unggulan 4, tembus ke final usai mengalahkan ganda Malaysia unggulan 2, Aaron Chia/Soo Wooi Yik lewat kemenangan rubber game.
Pertandingan ini cukup mendebarkan. Utamanya di game pertama. Fajar/Rian beberapa kali melakukan error ketika mendapat kesempatan service.
Tapi, itu mereka tutupi dengan penampilan menyerang. Fajar sigap di depan net. Rian smashnya kencang dan beberapa kali mendapat poin. Fajar/Rian menang 22-20 di game pertama.
Namun, Aaron Chia/Wooi Yik lantas mengambil game kedua dengan kemenangan 21-13. Pertandingan pun harus ditentukan di game ketiga. Rubber game.