Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya, Bu Endang, dan Mudahnya Merajut Toleransi Antar-Tetangga

24 Desember 2021   14:41 Diperbarui: 26 Desember 2021   04:17 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjalin relasi yang baik dengan tetangga  menjadi salah satu pendukung hidup bahagia. Foto: www.parapuan.co

Membangun relasi dengan tetangga

Itu sedikit gambaran relasi saya dengan Bu Endang, tetangga depan rumah.

Kami sudah bertetangga lebih dari 10 tahun. Selama itu, tidak ada masalah dalam relasi, solidaritas, dan toleransi. Meski kami sejatinya memiliki perbedaan.

Setiap tahun, ketika saya sekeluarga ber-Idul Fitri, Bu Endang merayakan Natal.

Seringkali, pagi setelah Shubuh, ketika lantunan ayat suci Al-Quran ataupun lagu nasyid menggema dari rumah kami, sementara di rumah Bu Endang sayup terdengar lagu rohani kristiani. Tentu dengan volume  yang 'ramah' di telinga.

Dulu, ketika di rumahnya ada kegiatan rohani dengan mengundang beberapa koleganya, dia berkabar kepada saya selaku tetangganya bahwa akan ada acara.

Ketika kami merayakan hari raya masing-masing, bila kebetulan tidak mudik, sebagai tetangga dekat, kami saling unjung-unjung ke rumah. Sekadar mengobrol perihal mudik ke rumah orang tua atau menanyakan kondisi anak dan cucunya sambil mencicipi kue kering. Kecuali tahun lalu, ketika pandemi Covid-19 sedang mengganas di wilayah kami.

Itu secuil bentuk toleransi di antara kami.

Dalam hal beragama, kami paham 'wilayah teritorial' masing-masing. Itu keyakinan masing-masing. Tak perlu dibahas. Seperti bunyi ayat terakhir di Surat Al Kafirun itu. Lakum Dinukum Waliyadin.

Namun, dalam hal relasi sosial, tidak ada perlakuan berbeda dengan tetangga lainnya. Mengutip ungkapan Sayyidina Ali bin Abi Tholib, "mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan".

Tidak pernah semisal karena beda agama, lantas kami mencueki Bu Endang. Semisal tidak menghitung  Bu Endang ketika ada syukuran kecil-kecilan di rumah dengan berbagi nasi kotak ke para tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun