Tentu saja, pergantian itu tidak asal. Coach Shin pasti punya rencana. Semisal bila menebak, kehadiran Elkan yang berpostur tinggi, diharapkan bisa menetralisir serangan Singapura yang diancarkan lewat udara.
Sementara Ezra diharapkan bisa lebih membuka ruang dan juga mampu mencari dan memaksimalkan peluang demi menambah gol bagi Indonesia.
Termasuk ketika memasukkan Evan Dimas untuk menggantikan Rahmat Irianto di menit ke-66. Mungkin, tujuannya agar Evan bisa menata kembali tempo main Indonesia.
Namun, terkadang, harapan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan.
Di awal babak kedua, Elkan nampak beberapa kali harus bekerja keras ketika menghadang kecepatan pemain-pemain Singapura yang meneror sisi kiri pertahanan Indonesia.
Empat menit setelah Evan Dimas masuk, gawang Indonesia justru jebol. Ikhsan Fandi menyamakan skor menjadi 1-1 usai meneruskan assist dari Faris Ramli.
Sementara Ezra bahkan digantikan Hanis Saghara di menit ke-79. Ezra hanya bermain 33 menit di pertandingan itu. Bila pemain yang masuk di babak kedua lantas digantikan, tentu pelatih menilai ada yang kurang oke dengan penampilannya.
Alasan keempat, hasil imbang 1-1 ini tentu saja masih bagus bila dibandingkan kalah. Tidak buruk.
Sebab, dengan hasil imbang, minimal Timnas Indonesia mengawali kick off semifinal kedua 'dari nol'. Artinya, Asnawi dan kawan-kawan tidak dalam posisi mengejar ketertinggalan.
Indonesia masih punya peluang lolos ke final. Syaratnya, Indonesia harus menang saat giliran menjamu Singapura di semifinal kedua pada Sabtu (25/12) nanti.
Meski Indonesia berstatus tuan rumah, tetapi pertandingan akan tetap digelar di National Stadium Singapura.