Yang terjadi kemudian, Malaysia diganyang Vietnam dengan skor telak, 0-3 (12/12). Sayangnya, media tidak mewawacarai Safawi setelah kekalahan itu. Padahal, saya sungguh penasaran mendengar komentarnya.Â
Sebelumnya, mantan penyerang Timnas Malaysia, Safee Salii dalam wawancara dengan media Vietnam, Zing News, terkesan menyudutkan Indonesia. Safee memprediksi Vietnam dan Malaysia akan menjadi dua tim teratas yang lolos dari Grup B.
Tidak sampai disitu, Safee juga menyebut Indonesia yang berada di Grup B, tidak mungkin lolos karena membawa pemain muda minim pengalaman.
"Indonesia membawa tim muda dan potensial ke turnamen ini, tetapi dibandingkan dengan para pesaingnya, para pemain muda itu masih kurang berpengalaman," ujar Safee.
"Tidak peduli seberapa ambisius Shin Tae-yong, dia harus menerima kenyataan bahwa Piala AFF 2020 bukanlah waktu terbaik untuk mengharapkan sesuatu yang besar dari skuadnya,"sambung penyerang yang membawa Malaysia juara Piala AFF 2010 ini.
Toh, mau seperti apa komentar Safee Sali dan Safawi Rasid, yang pasti, kekalahan dari Vietnam itu membuat Malaysia kini dalam posisi terjepit.
Sebab, untuk lolos ke semifinal, mereka harus menang saat menghadapi Indonesia di pertandingan terakhir. Sementara Indonesia hanya butuh imbang untuk lolos.
Pemain Malaysia mengumbar komentar di media, bagian mind games?
Dalam ranah rivalitas di sepak bola, sebenarnya tidak ada yang salah dengan komentar Safawi maupun Safee Sali itu.
Anggap saja itu bagian dari 'mind games' sebelum pertandingan. Dia sengaja mengentil tim lawan dengan komentar yang bernada meremehkan.
Perang komentar yang melibatkan pemain ataupun pelatih sebelum pertandingan itu seperti bumbu yang membuat pertandingan sepak bola menjadi lebih greget. Jadi lebih panas.