Menurut saya selaku penikmat sepak bola, menerapkan strategi defensif akan sangat berisiko di pertandingan menentukan. Sebab, andai Malaysia bisa mendapatkan gol, itu akan membuat Indonesia dalam posisi sulit untuk mencetak gol.
Ingat, Malaysia selama ini terkenal dengan permainan tricky yang terkadang 'menyebalkan'. Mereka kadang suka mengulur waktu. Apalagi bila mereka dalam posisi unggul.
Apalagi, laga melawan Vietnam menunjukkan Indonesia belum piawai melakukan transisi dari bertahan lalu menyerang dengan melakukan serangan balik cepat.
Karenanya, bermain normal menurut saya lebih masuk akal. Dengan bermain menyerang, bila Witan Sulaeman dan kawan-kawan bisa mendapatkan gol lebih dulu, itu akan sangat menguntungkan.
Misteri wakil grup B di semifinal
Bukan hanya Indonesia, Vietnam juga dalam posisi belum aman. Apapun masih bisa terjadi saat Vietnam menghadapi Kamboja di pertandingan terakhir, Minggu (19/12).
Di atas kertas, Vietnam memang lebih 'diuntungkan' oleh jadwal ketimbang Indonesia. Sebab, tanpa bermaksud meremehkan, tetapi Kamboja yang sudah kalah dari Malaysia dan Indonesia, bukan lawan sepadan bagi Vietnam.
Kamboja yang kemarin menang 3-0 atas Laos, dipastikan sudah tersingkir karena hanya mengoleksi tiga poin.
Namun, bukan berarti Kamboja akan melepas begitu saja pertandingan melawan Vietnam. Rasanya, Kamboja bakal tertantang untuk menampilkan hal terbaik yang mereka miliki. Siapa tahu mereka bisa membuat kejutan dengan mengalahkan Vietnam.
Nah, andai Vietnam kalah, mereka bisa saja tidak lolos.
Semisal bila Indonesia kalah tipis dari Malaysia (semoga tidak terjadi), maka Malaysia akan memimpin klasemen. Sementara Indonesia ada di peringkat 2 karena masih unggul selisih gol dari Vietnam dengan poin sama karena sama-sama kalah.