Timnas Indonesia akan melakoni pertandingan menentukan saat menghadapi Vietnam di lanjutan penyisihan Grup B Piala AFF 2020, Rabu (15/12) malam nanti.
Disebut menentukan karena pertandingan ini akan sangat berpengaruh bagi langkah Indonesia untuk finish di peringkat dua besar di Grup B guna menapak ke babak gugur (semifinal).
Andai bisa mengalahkan Vietnam malam nanti, Indonesia berpeluang besar lolos ke semifinal.
Sebab, Indonesia hanya butuh hasil imbang saat menghadapi Malaysia di pertandingan terakhir. Bahkan, bilapun kalah asal dengan tidak dengan skor mencolok, itu sudah cukup membuat Indonesia lolos karena bakal unggul agregat gol dari Malaysia.
Nah, menghadapi Vietnam yang merupakan juara bertahan dan digadang-gadang jadi calon terkuat juara Piala AFF 2020, Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan tidak perlu merasa insecure.
Makna dari insecure adalah kondisi ketika orang dalam kondisi merasa tidak percaya diri, tidak aman, dan gelisah.
Ya, Indonesia tak perlu merasa insecure menghadapi Vietnam.
Kalau dibuat gagah-gagahan, Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pernah membawa tim Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 silam. Jerman saja bisa dikalahkan, apalagi Vietnam.Â
Meski, komparasi itu tidak apple to apple. Namanya juga sekadar gagah-gagahan.
Indonesia unggul head to head atas Vietnam di Piala AFF
Tapi yang jelas, ada alasan kuat Indonesia tidak perlu merasa rendah diri kala menghadapi Vietnam. Bahwa, dalam sejarah pertemuan di Piala AFF, Indonesia masih unggul dari Vietnam.
Dari sembilan kali pertemuan sejak Piala AFF edisi pertama 1996 (dulu masih bernama Piala Tiger) baik di penyisihan grup maupun babak gugur, Indonesia menang tiga kali, imbang lima kali, dan hanya sekali kalah.
Faktanya begini.
Pertemuan pertama Indonesia-Vietnam terjadi di Piala AFF edisi pertama tahun 1996 di Jurong, Singapura. Mereka berada satu grup. Di babak penyisihan grup, kedua tim bermain 1-1.
Di pertandingan ini, Indonesia unggul lebih dulu di menit ke-43 lewat gol Kurniawan Dwi Yulianto. Tapi, Vietnam menyamakan skor di menit ke-77 lewat penalti.
Kedua tim kembali bertemu di perebutan tempat ketiga. Sebelumnya, Indonesia dikalahkan Malaysia 1-3 dan Vietnam dibekuk Thailand 2-4 di semifinal. Lalu, bagaimana hasil laga perebutan tempat ketiga di National Stadium tersebut?
Indonesia kalah tipis 2-3 dari Vietnam. Dua gol Indonesia dicetak Kurniawan dan Aples Tecuari. Gol ketiga Vietnam lahir dari penalti Vo Hoang Buu seperti di pertemuan di fase grup. Itu kekalahan pertama Indonesia dari Vietnam di Piala AFF.
Indonesia kembali bertemu Vietnam di Piala AFF 2000 di Bangkok. Kali ini, kedua tim bertemua di babak semifinal. Pertandingan yang ketat.
Vietnam memperlihatkan semangat pantang menyerah. Indonesia sempat unggul dua kali lewat Gendut Doni di menit ke-39 dan Seto Nurdiantoro di menit ke-75. Tapi Vietnam dua kali bisa menyamakan skor lewat gol di menit ke-45 dan 90.
Laga dilanjut perpanjangan waktu. Yang terjadi kemudian, Gendut Doni mencetak gol emas di menit ke-120 dan membawa Indonesia ke final. Itu kemenangan pertama Indonesia atas Vietnam di Piala AFF.
Sayangnya, di final, Indonesia tak mampu berbuat banyak saat dibekuk Thailand 1-4 lewat hat-trick dari Worrawoot Srimaka. Satu gol Indonesia dicetak oleh Uston Nawawi.
Di Piala AFF 2002 di Jakarta, Indonesia dan Vietnam kembali 'berjodoh' berada dalam satu grup. Kedua tim berjumpa di laga ketiga.
Hasilnya, kedua tim bermain imbang 2-2.
Budi Sudarsono membawa Indonesia unggul di babak pertama. Tapi, Vietnam malah berbalik unggul lewat dua gol hanya dalam enam menit di menit ke-53 dan 59. Zaenal Arif menghindarkan Indonesia dari kekalahan lewat gol di menit 83.
Kedua tim berhasil lolos ke semifinal. Malah, Vietnam bisa dibilang 'menolong' Indonesia.
Sebab, sebelum laga terakhir, Indonesia ada di peringkat 3 (5 poin) di bawah Myanmar (peringkat 2 dengan 7 poin). Lantas, di laga terakhir, Indonesia mengalahkan Filipina 13-1 sementara Vietnam mengalahkan Myanmar 4-2.
Indonesia melaju ke final usai mengalahkan Malaysia 1-0. Sementara Vietnam kalah 0-4 dari Thailand di semifinal.
Hanya saja, Indonesia lagi-lagi gagal di final usai kalah menyesakkan 2-4 lewat adu penalti dari Thailand.
Piala AFF 2004 di Hanoi, Indonesia mampu menang telak 3-0 atas Vietnam di kandangnya sendiri lewat gol dari Mauli Lessy, Boaz Solossa dan Ilham Jayakesuma.
Ini turnamen Piala AFF kelam bagi Vietnam. Untuk kali pertama mereka gagal lolos alias tersingkir di fase grup. Ironisnya, itu terjad saat mereka jadi tuan rumah.
Indonesia sendiri lagi-lagi kalah di final dari Singapura di final yang untuk kali pertama digelar dua kali, home and away.
Piala AFF 2007, Indonesia dan Vietnam kembali berada satu grup dan bermain 1-1 di fase grup. Gol dari Saktiawan Sinaga di menit ke-90 menghindarkan Indonesia dari kekalahan. Kali ini, Indonesia yang gagal lolos dari fase grup.
Lalu, Indonesia dan Vietnam kembali dipertemukan dalam satu grup di Piala AFF 2014. Kedua tim bermain 2-2 di pertandingan pertama grup.
Di Piala AFF 2016, Indonesia berjumpa Vietnam di semifinal. Sampeyan (Anda) mungkin masih mengingat laga yang digelar home and away ini.
Indonesia menang 2-1 di semifinal pertama yang digelar di Pakansari, Bogor. Lantas, di leg kedua di Hanoi, tendangan penalti dramatis dari Manahati Lestusen di masa perpanjangan waktu, membuat laga berakhir imbang 2-2. Perpanjangan waktu ditempuh karena Vietnam unggul 2-1 di masa normal.
Dengan hasil itu, Indonesia unggul agregat 4-3 atas semifinal dan berhak ke final.
Hanya saja, Indonesia lagi-lagi belum mampu juara Piala AFF. Di final, Indonesia kalah agregat 2-3 dari Thailand. Indonesia menang 2-1 di kandang pada final pertama. Sayangnya, keunggulan itu gagal dipertahankan di final kedua. Indonesia kalah 0-2 di Bangkok.
Sejak ditangani Park Hang-seo, Vietnam tampil berbeda
Meski, harus diakui, setelah gelaran Piala AFF 2016 itu, kekuatan Vietnam sudah berbeda. Utamanya sejak dilatih pelatih senior asal Korea, Park Hang-seo (64 tahun) mulai tahun 2017.
Di Piala AFF 2018 lalu, Park mampu membawa Vietnam juara ketika tim Indonesia tidak mampu lolos dari fase grup.
Bahkan, gelar kedua Vietnam di Piala AFF 2018 ini lebih istimewa ketimbang saat mereka juara Piala AFF 2008.
Pasalnya, Vietnam tidak terkalahkan sepanjang turnamen. Mereka menang tiga kali dan sekali imbang di fase grup. Lalu dua kali mengalahkan Filipina di semifinal dengan skor sama 2-1.
Lantas, di final, Vietnam unggul agregat 3-2 atas Malaysia. Usai bermain 2-2 di Kuala Lumpur di final pertama, Vietnam mengalahkan Malaysia 1-0 di final kedua di Hanoi.
Tak hanya di ranah ASEAN, Park juga berhasil membawa Vietnam terbang tinggi di level Asia.
Di Piala Asia 2019 lalu, Vietnam menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang bisa mencapai perempat final. Bahkan, mereka hanya kalah tipis 0-1 dari Jepang yang merupakan salah satu tim raksasa di Asia.
Prestasi Vietnam semakin menjad-jadi ketika mereka bisa menembus putaran final Piala Dunia 2022 Zona Asia. Vietnam jadi satu-satunya tim ASEAN yang punya peluang lolos langsung ke Piala Dunia. Meski mereka akhirnya merasakan beratnya persaingan di level Asia.
Bagaimana penampilan Vietnam di Piala AFF 2020 ini?
Masih sempurna. Dari dua kali penampilan di Grup B, Vietnam menang beruntun dan gawang mereka belum pernah kemasukan gol. Nguyen Cong Phuong dan kawan-kawan menang 2-0 atas Laos dan 3-0 atas Malaysia.
Vietnam berpeluang besar untuk lolos ke semifinal karena masih punya dua pertandingan. Usai melawan Indonesia, Vietnam menghadapi Kamboja di pertandingan terakhir yang di atas kertas bisa mereka kalahkan.
Ya, Vietnam memang memperlihatkan progres luar biasa sejak dilatih Park. Namun, di pertandingan malam nanti, tim asuhan Shin Tae-yong tidak perlu merasa insecure.
Witan Sulaeman dan kawan-kawan hanya perlu melihat kembali betapa senior-senior mereka dulu beberapa kali mampu mengalahkan Vietnam di Piala AFF.
Witan, Dedik Setiawan, Kushedya Yudho, Ezra Walian, dan Irfan Jaya perlu mewarisi kegarangan para senior mereka seperti Kurniawan, Gendut Doni, Boaz, ataupun lham Jayakesuma, yang mampu menjebol gawang Vietnam.
Tentunya, tidak hanya lini serang, lini tengah dan pertahanan Timnas Garuda juga harus bermain solid dan disiplin menghadapi Vietnam yang bermai rapi. Termasuk kiper Ernando Ari yang harus kembali tampil percaya diri seperti saat melawan Laos.
Doa terbaik untuk Timnas Garuda. Salam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H