Selama menyaksikan langsung pertandingan bulutangkis dari layar televisi, sampeyan (Anda) mungkin pernah mendapati tayangan rekaman ulang yang memperlihatkan shuttlecock masuk atau keluar lapangan. Inilah yang dinamakan dengan challenge.
Bila pemain ragu dengan keputusan dari hakim garis yang memutuskan shuttelcock keluar atau masuk, pemain bisa meminta challenge dengan sesegera mungkin. Biasanya pemain akan mengangkat tangannya. Meminta challenge.
Challenge untuk meninjau ulang keputusan wasit. Untuk meminimalisir human error.
Seringkali, hasil challenge berbeda dengan keputusan hakim garis. Maknanya, shuttlecock yang sebelumnya dinyatakan keluar, ternyata masuk dari hasil peninjauan teknologi hawkeye. Sehingga, keputusan pun dianulir. Diubah.
Namun, bila hasil challenge sama dengan keputusan wasit sebelumnya, tidak ada yang berubah.
Kenapa bisa berubah?
Karena dalam peninjauan via teknologi itu, shuttlecock masih dianggap masuk bila hanya menyentuh secuil garis lapangan. Ini yang acapkali luput dari pantauan pandangan manusia merujuk permainan yang begitu cepat.
Challenge pun ada aturannya. Pemain tidak dapat sesering mungkin mengajukan challenge.
Dikutip dari https://www.kompas.com/sports/read/2021/05/24/19400098/apa-itu-challenge-pada-pertandingan-bulu-tangkis, setiap pemain atau pasangan hanya dapat mengajukannya maksimal sebanyak dua kali challenge saja dalam setiap game. Dengan begitu, pemain/pasangan akan selektif untuk menggunakan kesempatan challenge yang sekiranya menguntungkan mereka.
Namun, tidak ada gading yang tak retak.