Tentu saja itu menjadi jalan lain baginya untuk menambah pemasukan. Wawasan dan kepakarannya di bidang itu, dihargai banyak orang. Bagi saya, itu honor tambahan yang didapat dengan cara elegan.
Mereka bisa mendapatkan itu karena mau untuk memposisikan 'gelasnya kosong' lantas mau belajar mengisinya kembali. Bukan karena sudah pakar lantas merasa gelasnya sudah terisi penuh sehingga enggan belajar hal baru.
Jorginho dan kepakaran menendang penalti
Saya mendadak teringat dengan petuah belajar tidak mengenal titik berhenti setelah mengetahui momen pahit yang dirasakan pemain timnas Italia, Jorginho.
Akhir pekan kemarin, Jorginho (29 tahun) menjadi news maker di media setelah gagal menjalankan tugasnya sebagai penendang penalti saat Italia menghadapi Swiss di Olimpico Roma pada kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Sabtu (13/11) dini hari.
Tendangannya melangit. Di atas mistar gawang.
Padahal, andai itu jadi gol, Italia sangat mungkin akan memenangi laga itu. Sebab penalti itu terjadi di menit ke-89 ketika skor masih sama kuat 1-1.
Andai menang, Italia bakal dipastikan lolos ke Piala Dunia 2022. Namun, hasil imbang itu membuat Italia kini harus menjalani ketegangan di pertandingan terakhir kualifikasi.
Italia harus menang saat menghadapi tuan rumah Irlandia Utara di pertandingan terakhir kualifikasi Grup C, Senin (15/11) malam waktu Eropa. Italia wajib menang karena di saat bersamaan, Swiss berpeluang menang saat menjamu Bulgaria.
Bila Swiss menang sementara Italia gagal menang, maka Swiss-lah yang akan lolos ke Piala Dunia 2022. Sementara Italia terlempar ke jalur play-off. Sebab, hanya juara grup yang lolos langsung.