Lalu, siapa saja yang bermain ?
Di game pertama yang memainkan tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung (22 tahun) yang kini ada di ranking 21, menghadapi Akane Yamaguchi (24 tahun) yang kini menempati ranking 5 dunia.
Awalnya, Gregoria masih bisa meladeni Akane.
Bahkan, dia sempat memedaya Akane lewat permainan menyilang di depan net saat skor 2-4. Namun, gadis kelahiran Wonogiri ini lantas kesulitan mengimbangi Akane yang memang sedang on fire.
Pekan lalu, di final Piala Sudirman 2021, Akane bahkan bisa menang straight game alias dua game langsung atas peraih medali emas Olimpiade 2020, Chen Yu Fei (China).
Yang terjadi, Gregoria takluk straight game dengan skor 7-21, 16-21 dari Akane.
Pelajaran yang bisa didapat, untuk bisa bersaing meraih Piala Uber, tim Indonesia harus memiliki tunggal putri pertama yang bisa jadi jaminan mendulang poin kemenangan.
Sebab, dalam pertandingan beregu, kemenangan di game pertama akan krusial untuk mengangkat motivasi pemain-pemain lain yang tampil di game setelahnya.
Jepang memiliki syarat itu. Akane dengan skill komplet, foot work lincah, dan mau capek di lapangan, jelas bisa diandalkan melawan pemain top dunia dari negara manapun.
Ini dulu yang dimiliki Indonesia saat juara Piala Uber beruntun di tahun 1994 dan 1996. Indonesia punya Susi Susanti yang bisa diandalkan sebagai tunggal pertama. Ini yang menjadi 'pekerjaan rumah' tim putri Indonesia.
Pengalaman berharga untuk ganda pelapis Greysia/Apriyani