Itu terlihat dari skor akhir pertandingan yang mencolok. Timpang.
Meminjam bahasa netizen, pemain-pemain Indonesia menang dengan 'skor Afrika'. Itu merupakan istilah merujuk kemenangan dengan skor jauh ketika melawan pemain dari Afrika.
Maklum, pemain-pemain dari negara-negara di benua Afrika memang terbilang telat mengenal bulutangkis. Aljazair pun baru mencuat di bulutangkis dalam tiga tahun terakhir atau sejak 2018 silam.
Di pertandingan pertama, Jonatan Christie menang mudah atas Youcef Sabri Medel (25 tahun) dengan skor 21-8, 21-8. Di game kedua, Shesar Hiren Rhustavito juga menang dengan skor telak 21-6, 21-12 atas Mohamed Abderrahime Belarbi.
Chico Aura Dwi Wardoyo (23 tahun) yang khusus dipanggil untuk menambah kekuatan tim Piala Thomas, membuat tim Indonesia unggul 3-0 usai menang 21-11, 21-6 atas Abdel Hamek (28 tahun).
Di babak penyisihan grup, meski tim sudah unggul 3-0, tetapi pertandingan dituntaskan hingga game kelima.
Game keempat, giliran ganda Indonesia tampil. Hendra/Ahsan menyudahi perlawanan ganda Aljazair, Koceila Mammeri/Youcef Sabri Medel dengan skor 21-9, 21-15.
Lalu, di game terakhir, Leo/Daniel melakoni debut di Piala Thomas dengan menghadapi Mohamed Abderrahime Belarbi/Abdel Hamek yang sebelumnya main di nomor tunggal.
Dengan hanya membawa 4 pemain, Aljazair memang terpaksa memainkan pemain-pemainnya bermain rangkap di nomor tunggal dan nomor ganda.
Tanpa kesulitan, Leo/Daniel, pasangan berusia 20 tahun yang merupakan juara dunia junior 2019, menang straight game dengan 'skor sadis', 21-3, 21-11. Indonesia pun menang 5-0.
Bekal Indonesia hadapi Thailand di pertandingan kedua