Kemenangan sapu bersih Indonesia atas Aljazair itu memang sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Tanpa bermaksud meremehkan, ada disparitas alias kesenjangan kualitas antara pemain yang rutin tampil di turnamen BWF World Tour dan yang tidak. Dan itu terlihat jelas di lapangan ketika pertandingan.
Karenanya, kemenangan itu tidak seharusnya membuat pemain-pemain Indonesia jadi jumawa.
Cukuplah kemenangan itu menjadi penambah motivasi bagi Jonatan dan kawna-kawan untuk tampil lebih bagus di pertandingan berikutnya yang jelas lebih berat.
Ya, di pertandingan kedua, Senin (11/10) besok, Indonesia akan berjumpa dengan Thailand.
Kemarin, Thailand memperlihatkan semangat pantang menyerah saat melawan Taiwan di pertandingan pembuka Grup A.
Sempat tertinggal 0-2, Thailand ternyata mampu berbalik menang 3-2 usai menang beruntun di tiga pertandingan terakhir. Semangat Thailand ini patut diwaspadai.
Kebangkitan Thailand diawali oleh anak muda berusia 20 tahun, Kunlavut Vitdisarn.
Meski kalah ranking dan pengalaman, juara dunia junior 2017, 2018, 2019 ini menang atas pemain top Taiwan, Wang Tzu Wei. Kunlavut (ranking 24) menang 24-22, 21-17 atas Tzu Wei (ranking 10).
Kemenangan Kunlavut diikuti pasangan ganda dadakan Thailand, Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh di game keempat. Dechapol selama ini lebih sering bermain di ganda campuran.
Sebelumnya, tunggal pertama Thailand, Kantaphon Wangcharoen takluk dari pemain ranking 4 dunia, Chou Tien-chen di pertandingan pertama. Begitu juga pasangan Supak Jomkoh/Tanupat Viriyangkura yang dibekuk ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020, Lee Yang/Wang Chi-lin.