Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tertarik Bekerja Jadi Wartawan, Perhatikan 5 Hal Penting Ini

13 September 2021   08:28 Diperbarui: 13 September 2021   20:58 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perss dan profesi jurnalis.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Siap bekerja dengan jam kerja berbeda dari lainnya

Salah satu tantangan menjadi wartawan adalah jam kerjanya yang  terkadang 'tidak normal'. Meski punya kantor, kerjanya terkadang tidak punya jam kantor seperti profesi lainnya.

Bila bekerja di media cetak, jam kerjanya bisa seharian. Bisa berangkat liputan sejak pagi, lalu sore ke kantor (bila bekerja dari kantor) untuk menulis, dan baru pulang malam. Belum lagi bila ada rapat redaksi. Pulangnya bisa larut malam.

Tapi, bagi sebagian orang, bekerja di media cetak masih lebih enak. Sebab, ada jam deadline yang menjadi batas waktu tulisan dikirim. Semisal ada informasi bernilai berita yang terjadi seusai deadline, selama tidak luar biasa, tidak harus diliput saat itu juga. Bisa ditindaklanjuti keesokan harinya.

Berbeda dengan bekerja di media daring yang tidak mengenal deadline. Semisal terjadi peristiwa malam ketika lewat deadline media cetak, ya wartawannya harus meliput peristiwa itu.

Meski, setahu saya, media daring biasanya menerapkan kerja 'shift'. Artinya, ada wartawan yang jam kerjanya pagi sampai sore. Ada yang kebagian jam kerja sore hingga malam.

Tapi yang jelas, menjadi wartawan, tidak ada cerita libur Sabtu Minggu seperti pekerja lainnya. Liburnya bergantian dengan teman-teman redaksi lainnya. Saya dulu pernah mendapat jatah libur hari Senin. Pernah juga Sabtu.

Bahkan, ketika hari besar keagamaan, ada wartawan yang tidak pulang kampung untuk bermaaf-maafan dengan keluarganya. Mereka justru meliput arus mudik dan mengabarkan kejadian penting yang terjadi di momen hari raya.

Tapi, selama memang menyukai pekerjaannya alias punya passion bekerja di dunia jurnaslitik, hal seperti itu tidak akan menjadi beban. Justru, pengalaman itu akan menjadi 'momen mewah' yang kelak dikenang. Jarang-jarang kan ketika Lebaran malah liputan arus mudik di jalan.

Siap mental bila punya atasan 'galak'

Bekerja di media, kalian akan punya atasan bernama editor atau redaktur. Setiap desk seperti politik, ekonomi, olahraga, kriminal, ada editornya. Di atasnya ada reaktur pelaksana, hingga pemimpin redaksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun