Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adu Pengaruh, Baliho yang Diam dan Media Sosial yang "Bisa Bicara"

17 Agustus 2021   14:33 Diperbarui: 17 Agustus 2021   17:14 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho petinggi partai politik yang kini mulai marak. Baliho menjadi media mendongkrak popularitas./Foto detik.com/istimewa/rm.id

Melansir dari Tempo.co, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai pemasangan baliho oleh para politisi di masa pandemi Covid-19 gagal mengerek elektabilitas.

Menurutnya, kesimpulan itu didapat dari hasil survei yang dilakukan lembaganya belakangan ini.

"Ini bisa jadi menandakan pemasangan baliho belum efektif atau belum dikenali publik sebagai upaya mempromosikan diri," ujarnya dalam diskusi "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024 (14/8) dikutip dari https://nasional.tempo.co/read/1494414/survei-ipo-tunjukkan-pemasangan-baliho-tidak-efektif-kerek-elektabilitas.

Dia lantas membandingkan tingkat elektabilitas politisi dan pejabat yang rajin memasang baliho dengan yang tidak. Dia menyebut Menteri BUMN Erick Thohir yang menurutnya mengalami peningkatan elektabilitas dari 0,2 persen pada April lalu jadi 4,7 persen berdasarkan hasil survei IPO terbaru. Erick tidak ikut-ikutan mempromosikan diri lewat baliho.

Survei itu disebut Dedi menandakan pemasangan baliho di tempat umum kini tidak lagi efektif mengerek keterpilihan politisi.

Bahwa, ada perubahan tren publik yang lebih memperhatikan aktivitas politikus yang berdampak langsung ke masyarakat. Jadi bukan sekadar promosi.

Instagram yang 'bisa berbicara'

Namanya survei, tentu ada yang percaya ada yang tidak. Ada yang mengamini ada yang meragukan. Tapi setidaknya, survei IPO itu bisa memotret perilaku masyarakat kekinian.

Patut diingat, masyarakat kini sudah banyak yang melek media sosial dan terbiasa berkomunikasi lewat percakapan WhatsApp. Bahkan mereka yang tinggal di kampung sekalipun.

Banyak dari mereka yang punya akun Instagram pribadi. Mereka mem-follow akun-akun Instagram pejabat. Banyak dari mereka yang setiap hari mencoba berdialog di ruang dunia maya itu.

Setiap kali pejabat yang cukup aktif di media sosial seperti Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, atau Khofifah Indar Parawansa memposting foto atau video kegiatan mereka ataupun menyampaikan imbauan di akun Instagramnya, ada ratusan warganet yang berkomentar. Bahkan bisa mencapai ribuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun