Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adu Pengaruh, Baliho yang Diam dan Media Sosial yang "Bisa Bicara"

17 Agustus 2021   14:33 Diperbarui: 17 Agustus 2021   17:14 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho petinggi partai politik yang kini mulai marak. Baliho menjadi media mendongkrak popularitas./Foto detik.com/istimewa/rm.id

Apa iya, ketika wajahnya terpampang di baliho, politisi itu malah memasang wajah cemberut dan seolah sulit tersenyum. Meskipun sebenarnya mereka tidak murah senyum.

Saya pernah menemukan ada politisi di daerah saya yang tampil unik dalam kampanye pemilihan legislatif beberapa tahun silam.

Ketika calon-calon lainnya memasang wajah dengan senyum merekah, memakai peci hitam, ataupun menelungkupkan kedua tangan, dia malah memasang wajahnya terbalik di poster.

Mungkin dia merasa posternya itu unik dan menarik perhatian orang. Tapi kebanyakan orang justru menganggapnya lelucon. Bila ingin menjadi wakil rakyat tidak sebercanda itu bung. 

Pengaruh baliho bagi popularitas politisi

Pertanyaannya, seberapa besar pengaruh baliho dalam mendongkrak popularitas politisi, tokoh, ataupun pejabat yang wajahnya muncul dalam media luar ruangan tersebut?

Dulu, saya beranggapan baliho ini sedikit banyak berdampak dalam mendongkrak suara politisi yang berkampanye. Utamanya ketika pemilihan calon legislatif.

Di kampung, dari hasil obrolan di warung kopi seusai pemilihan, saya pernah mendapati pemilih yang memilih caleg karena efek terpengaruh baliho. Mereka menyebut memilih caleg A atau B karena foto di balihonya parasnya ganteng atau cantik, tampak terlihat shaleh dan santun, ataupun murah senyum.

Mereka memilih berdasarkan apa yang mereka lihat di baliho itu karena merasa tidak mengenal semua calonnya. Sementara mereka ingin menggunakan hak suaranya. Jadilah seperti itu. Memilih karena pengaruh baliho.

Rata-rata, mereka yang melakukan itu adalah swing voters alias pemilih mengambang yang datang ke TPS belum punya pilihan. Atau juga pemilih yang memang belum 'melek politik'.

Tapi, apakah di era media sosial seperti sekarang masih seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun