Namun, Tuchel tidak mau mengesampingkan data dari pelatih kiper. Utamanya data perihal kemampuan kiper dan para penendang penalti. Dia mau mendengar. Dan, data itu tidak bohong.
Chelsea juara lagi setelah kalah tiga kali
Keberhasilan mengalahkan Villarreal membuat Chelsea meraih Piala Super Eropa kedua mereka setelah tahun 1998 silam.
Kala itu, Chelsea yang berstatus juara Piala UEFA mengalahkan Real Madrid yang merupakan juara Liga Champions. Chelsea menang 1-0 lewat gol pemain Uruguay, Gustavo Poyet di menit ke-83.
Setelah itu, Chelsea sempat tiga kali tampil di Piala Super Eropa. Yakni di tahun 2012, 2013, dan 2019. Namun, semuanya berujung kekalahan.
Di tahun 2012, Chelsea yang merupakan juara Liga Champions, kalah telak 1-4 dari Atletico Madrid. Setahun kemudian, Chelsea dengan status juara Europa League, kalah adu penalti 4-5 (2-2) dari Bayern Munchen dalam perebutan Piala Super 2013.
Situasi bak deja vu dari 2013 itu kembali terjadi di tahun 2019. Â Chelsea, sang juara Europa League, kalah adu penalti 4-5 (2-2) dari Liverpool dalam duel memperebutkan Piala Super Eropa 2019 di Istanbul, Turki.
Setelah tiga kekalahan beruntun, Chelsea akhirnya bisa meraih Piala Super Eropa 2021 bersama Thomas Tuchel. Tim Singa Biru tidak lagi takluk di babak adu penalti berkat kejelian Tuchel.
Di pertandingan yang digelar di Belfast, Irlandia Utara ini, Thomas Tuchel memainkan formasi yang sama seperti saat mengalahkan Manchester City di final Liga Champions. Skema main 3-4-3.
Bedanya, Chelsea kali ini tidak diperkuat beberapa pemain terbaiknya. Tidak ada bek asal Brasil, Thiago Silva dan full back Timnas Inggris, Ben Chilwell serta Reece James.
Tanpa Silva, Tuchel memainkan Kurt Zouma sebagai bek tengah diapit Antoni Rudiger dan Trevoh Chalobah. Tentu, itu bukan komposisi pertahanan terbaik yang dimiliki Chelsea.