"Kepa punya prosentase terbaik dalam penyelamatan penalti. Pelatih kiper memberi saya data dan menjelaskan analisisnya. Kami lalu menyampaikan kepada pemain bahwa situasi itu bisa terjadi bila kami memainkan pertandingan knockout," jelas Tuchel dikutip dari chelseafc.com.
Tuchel mengaku bangga dengan dua kipernya. Utamanya ketika Mendy mau berbesar hati bila dirinya akan diganti Kepa bila terjadi adu penalti. Padahal, situasi seperti itu tidak mudah bagi seorang kiper yang telah tampil bagus sepanjang laga.
"Mereka berdua ini pemain hebat, benar-benar pemain tim. Saya bahagia untuk Kepa dan saya juga bahagia untuk Mendy," sambung pelatih asal Jerman ini.
Thomas Tuchel meng-copy strategi Timnas Belanda di Piala Dunia
Strategi Tuchel untuk menghadapi babak adu penalti itu mengingatkan kita pada apa yang pernah dilakukan oleh Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal di perempat final Piala Dunia 2014 silam. Persis.
Kita ingat, di perempat final Piala Dunia 2014 silam, Belanda bertemu Kosta Rika yang tampil mengejutkan di turnamen di Brasil itu. Skor 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Tidak ada gol.
Di pengujung laga, di menit ke-120, beberapa menit sebelum laga usai, Van Gaal menggunakan jatah pergantian pemain terakhir untuk menarik kiper Jasper Cillessen dan memasukkan Tim Krul. Tujuannya demi menghadapi adu penatlti.
Van gaal tahu, rasio sukses penalti Tim Krul memang lebih bagus daripada Cillessen. Meski, Cillessen kiper utama. Van Gaal percaya dengan data itu.
Yang terjadi, Belanda akhirnya menang 4-3 dengan Krul tampil sebagai pahlawan. Dia menepis dua penalti. Bahkan, dia bisa membaca semua arah tendangan pemain Kosta Rika.
Nah, entah apakah dulu Tuchel memang melihat langsung adu penalti Belanda vs Kosta Rika di Piala Dunia itu lantas dirinya terinspirasi oleh Van Gaal. Tapi yang jelas, Tuchel percaya pada data.
Memang, penalti itu terkadang soal luck. Keberuntungan.