Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Riuh Komentar Warganet dan Berita Media, Setop Merundung Praveen/Melati

28 Juli 2021   21:11 Diperbarui: 28 Juli 2021   21:24 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva kalah di perempat final Olimpiade 2020, Rabu (28/7)/ Foto: ANTARA/Sigid Kurniaw

Logika sederhananya, bila kita yang mendukung dan menonton mereka merasakan kekecewan, apalagi mereka yang bermain. Pasti lebih kecewa lagi.

Tapi, selain riuh komentar warganet itu, saya mendapatkan temuan mengejutkan saat melakukan aktivitas scrolling di media sosial hari ini. Tepatnya Instagram.

Salah seorang presenter tayangan bulutangkis Olimpiade di salah satu stasiun televisi nasional, memposting sebuah berita dari media daring. Judul berita media itu bikin gedek-gedek kepala. "Reputasi bulutangkis Indonesia rusak gara-gara Pramel/Melati".

Duh, kenapa harus begitu juga judulnya. Sukar dipercaya. Tidak adakah pilihan judul yang lebih oke.

Saya yang pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran' memang tergilitik mengulas judul yang menurut saya tidak keren itu.

Merusak reputasi, benarkah?

Kalau Pramel tersingkir di fase grup alias gagal lolos di perempat final karena dikalahkan ganda bukan unggulan, judul begitu mungkin masih terdengar rasional, meski juga tidak seharusnya.

Lha ini, mereka tersingkir di perempat final dan lawannya adalah ganda campuran terkuat di dunia saat ini.

Atau, kalau memang niatnya untuk menggoda pembaca meng-klik berita itu, apa iya pembaca tertarik. Bukannya informasi Praveen/Melati tersingkir saja sudah cukup tanpa harus dibumbui macam-macam? Sebab, tidak semua orang bisa menonton laga itu. 

Memang, judul itu pilihan masing-masing orang yang menulisnya. Atau mungkin juga pilihan editornya.

Namun, bagi saya, dalam ranah pemberitaan olahraga, penting untuk mengedukasi pembaca dengan informasi yang berbobot dan judul oke. Dan untuk bisa menulis berbobot, tentu penulisnya harus punya pemahaman dan referensi berbobot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun