Untung, rasa gregetan menyaksikan penampilan Praveen/Melati, terobati oleh penampilan mengesankan dari ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang bertanding setelahnya.
Marcus/Kevin yang menjadi unggulan 1, menandai debut penampilan di Olimpiade dengan hasil meyakinkan. Mereka menang straith game atas ganda Great Britain, Ben Lane/Sean Vandy, 21-15, 21-11.
Awalnya, tidak sedikit pecinta bulutangkis Indonesia yang khawatir, tidak bertanding lama karena tiadanya turnamen akibat pandemi, bakal berdampak pada permainan The Minnions, julukan Marcus/Kevin.
Namun, melihat bagaimana keduanya bermain kemarin, kekhawatiran itu sirna.
Marcus Gideon tampil solid. Pertahanannya sulit ditembus. Coverage areanya juga keren. Sementara Kevin memperlihatkan betapa jeniusnya dia dalam membaca arah bola di depan net.
Kita yang selama ini menunggu lama penampilan Marcus/Kevin, ternyata setelah tampil sebentar saja. Maksudnya, mereka tidak butuh lama untuk memenangkan pertandingan.
Lalu, di jam terakhir, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tampak sangat menikmati pertandingan kala menang atas ganda Kanada, Jason Ho-Shue/Nyl Yakura 21-12, 21-11.
Pengalaman The Daddies--julukan Hendra/Ahsan yang sebelumnya tampil dalam dua Olimpiade, sangat terlihat di pertandingan ini. Mereka bermain cermat dalam menempatkan shuttlecock, cepat ketika ada kesempatan menyerang, dan solid dalam bertahan.
The Minnions dan The Daddies mampu melakukan pemanasan dengan sempurna di laga pertama. Saya menyebutnya pemanasan karena lawan-lawan mereka memang bisa dibilang paling lemah di grup.
Di pertandingan kedua, Senin (26/6), Marcus/Kevin akan menghadapi ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Memang, mereka unggul telak dalam head to head, 8-0 atas ganda India itu.
Namun, ini Olimpiade. Apalagi, Rankireddy/Shetty kemarin menang atas ganda kuat Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin lewat rubber game 21-16, 16-21, 27-25. Tentu, itu aka memotivasi mereka.