Menang di laga perdana jelas menjadi bekal bagus bagi mereka untuk lolos ke perempat final.
Di pertandingan kedua, mereka akan menghadapi ganda Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje. Lalu, Minggu (25/7) siang.
Memang, Praveen/Melati unggul head to head atas Christiansen (29 tahun)/Boje (21 tahun). Dalam dua kali pertemuan, mereka selalu menang atas pasangan senior junior tersebut.
Namun, akan berbahaya bila Praveen/Melati kembali tampil rapuh seperti penampilan hari ini. Sebab, ganda Denmark tersebut dikenal cukup agresif.
Terlebih, ganda Denmark bakal sangat termotivasi untuk menang usai kalah dari Yuta/Arisa 22-20, 11-21, 15-21 di laga pertama, Sabtu pagi tadi. Bila kembali kalah, mereka bakal tersingkir.
Tentu saja, sebelum kembali tampil, ada pekerjaan rumah yang harus diberesi oleh pelatih ganda campuran, Nova Widianto.
Selain mengurangi kesalahan sendiri dan lebih kuat saat diserang, hal terpenting yang menurut saya perlu dibenahi dari Praveen/Melati adalah bagaimana bermain lebih rileks.
Sebagai penikmat bulutangkis, saya rindu melihat permainan Praveen/Melati ketika meraih gelar di All England 2020. Rindu melihat Praveen tampil ganas dengan smashnya dan minim eror. Serta Melati tampil sigap di depan net dan kemampuan servicenya yang oke.
Bila nervous muncul karena penampilan perdana, seharusnya beban itu sudah terangkat. Seharusnya, mereka bisa tampil lebih baik di pertandingan berikutnya.
Ya, Semoga mereka bisa tampil lebih baik di pertandingan kedua yang sangat krusial. Sebab, jika gagal menang, mereka harus melakoni laga sengit melawan Yuta/Arisa di pertandingan terakhir.
Tentunya akan lebih baik bila sebelum bertemu Yuta/Arisa, Praveen dan Melati sudah memastikan lolos. Itu terjadi bila dua pasangan unggulan ini sama-sama meraih dua kemenangan.