Tidak ada pertandingan mudah di arena Olimpiade.
Pasangan ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu langsung merasakan itu di penampilan pertama di Olimpiade 2020, Sabtu (24/7).
Greysia/Apriani harus berpeluh keringat, jatuh bangun, bahkan sampai tersungkur di lapangan saat menghadapi ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean.
Sebuah pertandingan ketat yang benar-benar menguras tenaga dan konsentrasi. Tapi, semua perjuangan keras itu berakhir dengan happy ending. Akhir yang menyenangkan.
Ya, meski laga berjalan alot, Greysia/Apriani, ganda putri terbaik Indonesia ini bisa menang straight game alias dua game langsung (2-0) dengan skor 21-14, 21-17.
Kemenangan ini menjadi awal yang bagus bagi Greysia/Apriani, sekaligus membuka peluang lolos ke perempat final bulutangkis Olimpiade 2020.
Sebagai informasi, di penyisihan grup ganda putri, Greysia/Apriani ada di grup A.
Selain ganda Malaysia, mereka satu grup dengan ganda putri ranking 1 dunia asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang juga unggulan 1 dan favorit peraih medali emas. Juga ganda Great Britain (nama Inggris di Olimpiade), Chloe Birch/Lauren Smith.
Sesuai rule of the game, hanya akan dua pasangan teratas di Grup A yang lolos ke babak perempat final.
Nah, dengan kemenangan pertama ini, Greysia/Apriani sudah mengantongi bekal bagus. Mereka tentu akan semakin termotivasi saat menghadapi Birch/Smith di pertandingan kedua pada Senin, 26 Juli nanti.
Bila kembali menang di laga kedua, Senin (26/7) malam, mereka berpeluang besar melaju ke perempat final.
Pertandingan berjalan ketat
Pertandingan alot antara ganda putri Indonesia dan ganda putri Malaysia tersebut sebenarnya sesuai prediksi. Seperti ulasan saya di tulisan sebelumnya, Wejangan Peraih Emas Olimpiade untuk Tim Bulutangkis Indonesia.
Data statistik bicara, pertemuan kedua pasangan selama ini memang berimbang. Sama kuat. Faktanya, dari empat pertemuan, keduanya sama-sama menang dua kali.
Pasangan Malaysia yang di pertemuan terakhir di BWF World Tour Final 2020 lalu menang straight game (21-13, 21-17), mengawali pertandingan dengan percaya diri.
Mei Kuan/Meng Yean sempat beberapa unggul di awal pertandingan. Mereka unggul di skor 3-7, 6-9, 8-10.
Namun, Greysia/Apriani rupanya sudah belajar dari kekalahan di BWF World Tour Final tahun lalu. Keduanya tetap tampil tenang meski tertinggal. Mereka juga tampak rajin berkomunikasi satu sama lain.Â
Greysia/Apri lantas mampu menyamakan skor. Bahkan, mereka bisa menutup interval pertama dengan keunggulan 11-10.
Keberhasilan menyalip di akhir interval pertama itu rupanya menjadi momentum bangkit bagi Greysia/Apriani.
Di interval kedua, lewat permainan kombinasi smash kencang Apriani dan drop shot Greysia plus beberapa error dari lawan, ganda putri Indonesia ini bisa memenangi game pertama dengan skor 21-14.
Di game kedua, pertandingan berjalan lebih alot. Di awal game, selisih skor yang diraih kedua pasangan bahkan tidak pernah lebih dari dua angka.
Greysia/Apriani sempat beberapa kali unggul, tapi kesalahan demi kesalahan seperti pengembalian ke luar ataupun menyangkut di net, membuat Malaysia unggul 11-10.
Bahkan ganda Malaysia lantas unggul 12-10. Itu kali pertama, ganda Malaysia unggul dua angka di game kedua.
Toh, Greysia/Apriani tidak mau tertinggal semakin jauh. Mereka mungkin berkata dalam hati, "cukup sampai di sini mereka unggul".
Lantas, lewat adu reli yang menguji ketahanan fisik kedua pemain, Greysia/Apriani dengan variasi pukulan placing dan kombinasi smash juga drop shot, bisa menyamakan skor 12-12.
Greysia/Apriani bahkan berbalik unggul hingga 17-14. Lalu, mendapat poin dengan cepat hingga unggul jauh 20-15.
Match point. Satu poin lagi, mereka bisa memenangi pertandingan.
Namun, ganda Malaysia rupanya masih belum mau menyerah. Mereka mendapat dua poin beruntun, 17-20.
Bahkan, poin ke-17 ganda Malaysia itu membuat Greysia sempat tersungkur di lapangan saat susah payah hendak mengambil shuttlecock di depan net.
Toh, pebulutangkis yang sudah tampil tiga kali di Olimpiade ini langsung move on. Setelah adu reli, pengembalian tagggung Mei Kuan langsung disambar Greysia dengan smash keras. Masuk. Dan laga pun selesai. Greysia/Apri menang 21-17.
Greysia bisa ngemong Apriani
Apresiasi layak diberikan untuk perjuangan Greysia dan Apriani yang tampil anti mager di pertandingan tersebut. Keduanya mau capek. Mau jatuh bangun.
Pujian khusus perlu kita berikan kepada Greysia  (33 tahun). Sebagai pebulutangkis putri Indonesia paling seniordi Olimpiade ini, Greysia bisa menunjukkan keseniorannya.
Pengalaman pernah tampil di Olimpiade 2012 dan 2016 dengan pasangan berbeda, membuat Greysia bisa membimbing Apriani pada momen-momen krusial.
Dia tampak berkali-kali berusaha menenangkan Apriani ketika smashnya menyangkut di net ataupun shutlecock pengembaliannya ke luar lapangan.
Gresyia, pemain kelahiran 11 Agustus 1987, pasti ingin meraih medali di penampilan ketiga.
Dia pernah merasakan pengalaman pahit saat berpasangan dengan Meliana Jauhari di Olimpiade 2012. Juga saat berpasangan dengan Nitya Krishinda di Olimpiade 2016.
Kini bersama Apriani Rahayu (22 tahun), mungkin akan menjadi penampilan terakhir bagi Greysia di Olimpiade. Tentu, dia ingin menandai penampilannya di Olimpiade dengan kebanggan berlipat.
Kemenangan ini memnag baru awalan. Tapi semoga, Greysia/Apri, pasangan yang mulai dipasangkan di Piala Sudirman 2017 ini bisa terus konsisten. Hingga menapak babak penting. Salam bulutangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H