Capaian itu membuat atlet angkat besi kelahiran 12 Februari 1993 ini menjadi lifter Indonesia pertama yang akan berlaga di kelas berat putri. Nurul membuat sejarah.
Tidak hanya itu, Nurul (28 tahun) juga akan menjadi pembawa bendera Indonesia dalam upacara pembukaan (opening ceremony) pada 23 Juli nanti. Nurul menjadi pembawa bendera Indonesia bersama atlet selancar, Rio Waida.
Potensi medali dari angkat besi di Olimpiade 2020
Nurul Akmal tidak sendirian berjuang di arena angka besi di Olimpiade 2020 nanti. Ada empat lifter Indonesia lainnya.
Yakni lifter senior, Eko Yuli Irawan yang akan turun di kategori 61 kg putra. Lalu ada Deni yang tampil di nomor 67 kg putra. Kemudian Rahmat Erwin Abdullah di kategori 73 kg putra. Serta, Windy Cantika Aisah di 49 kg putri.
Lalu, bagaimana potensi medali dari cabor angkat besi?
Bagi Nurul Akmal, tampil pertama kali di Olimpiade tentu akan membuatnya termotivasi untuk mengerahkan kemampuan terbaiknya. Di Tokyo, dia jelas berharap bisa menyumbang medali untuk Indonesia.
Apalagi, dalam lima edisi Olimpiade terakhir, angkat besi Indonesia punya catatan bagus. Lifter Indonesia selalu bisa menyumbangkan medali.
Ya, sejak Olimpiade Sydney 2000 silam, para atlet angkat besi Indonesia rutin mempersembahkan medali. Angkat besi sudah punya tradisi medali di Olimpiade.
Anda mungkin masih ingat. Dulu ada lifter putri, Raema Lisa Rumbewas yang berhasil meraih medali perak di Olimpiade 2000 Sydney untuk kategori 48 kg putri. Juga medali perak di Olimpiade 2004 Athena untuk 53 kilogram putri.
Prestasi lifter Indonesia berlanjut di Olimpiade 2008 Beijing. Para atlet angkat berat Indonesia meraih tiga medali perunggu atas nama Raema Lisa Rumbewas, Eko Yuli, dan Triyatno.
Kemudian di Olimpiade 2012 di London, lifter Indonesia membawa pulang 2 medali perak dan 1 perunggu. Serta, dua medali perak di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.