Sebuah presentasi berhasil atau gagal, sebenarnya bisa diketahui sebelum paparan presentasi itu selesai.
Bahkan, dalam 15 menit awal presentasi, bayang-bayang gagal atau sukses itu sudah kelihatan.
Pengalaman pernah beberapa kali mengikuti pelatihan, workshop, seminar, hingga dipercaya menjadi narasumber dan mengajar di kelas (kuliah), membuat saya bisa sedikit merasakan aura itu.
Jika dalam 15 menit awal, khalayak yang hadir nampak antusias menyimak materi yang disampaikan, seorang pemateri presentasi bisa dikatakan telah berhasil.
Namun, bila dalam menit-menit awal presentasi, ternyata beberapa audiens mulai tidak fokus dan beralih memperhatikan layar gawainya daripada menyimak paparan, pemateri tersebut telah mencium aroma kegagalan. Meski, dia bisa mengubah situasi atau malah semakin parah.
Ya, menurut saya, ukuran utama keberhasilan dari presentasi adalah bagaimana respons dari audiens. Sebab, presentasi disampaikan kepada banyak orang. Didengar dan dirasakan banyak orang. Bukan sedang mengobrol sendiri di kamar mandi.
Lalu, apa yang membuat seorang 'tukang presentasi' bisa berhasil dalam mempresentasikan presentasinya sehingga khalayak antusias mengikuti presentasinya?
Sebaliknya, mengapa yang lainnya malah gagal?
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan langsung, menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah presentasi bisa berhasil atau gagal.
Content is king
Perihal penentu keberhasilan presentasi, tidak sulit menyebut materi alias konten presentasinya adalah yang utama. Termasuk bagaimana konten itu disajikan kepada khalayak. Ini juga menjadi bagian penting dalam menentukan sukses tidaknya presentasi.