Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Italia Juara karena Lebih Siap Hadapi Adu Penalti

12 Juli 2021   07:31 Diperbarui: 12 Juli 2021   09:31 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Italia pernah dua kali ke final Piala Eropa, tapi keduanya berakhir pahit. Italia kalah secara tragis.

Gli Azzurri bernasib apes di final Euro 2000 saat melawan Prancis. Unggul lebih dulu lewat gol Marco Delvecchio, Italia nyaris juara.

Namun, jelang peluti akhir, Prancis bisa menyamakan skor 1-1 di menit ke-94 lewat Sylvain Wiltord. Lantas, Italia kalah 1-2 lewat aturan golden goal.

Piala Eropa kala itu memang memberlakukan gol emas. Maksudnya, bila di masa perpanjangan waktu ada tim yang mencetak gol, laga bakal langsung selesai. Jadi tidak menunggu 2x15 seperti sekarang. Prancis mencetak gol kemenangan di masa extra time lewat David Trezeguet.

Lalu, di final Euro 2012, Italia di luar dugaan kalah telak 0-4 dari Spanyol. Beberapa pemain Italia seperti Mario Balotelli sampai menangis usai laga seperti yang saya tulis di ulasan: 

Baca Juga: Final Italia Punya 3 Keuntungan yang Tak Dimiliki Inggris.

Karena kekalahan di final itu, beberapa fan Italia sempat cemas bila Gli Azzurri di Piala Eropa bernasib seperti Juventus di Liga Champios.

Juventus, tim yang paling sering juara Liga Italia itu juga sering bernasib apes di LIga Champions. Sejak terakhir juara pada 1996 silam, mereka berkali-kali tampil di final tapi selalu kalah. Mulai final 1997, 1998, 2003, 2015, dan 2017.

Tapi, Italia mampu move on. Mereka bisa juara. Mereka lebih siap menghadapi adu penalti. Donnarumma, kiper muda yang berasa seperti pemain veteran, bisa memblok tiga tendangan penalti Inggris. Dia pun diganjar sebagai pemain terbaik Euro 2020.

Dan, tentu saja, apresiasi tinggi layak diberikan kepada sang pelatih, Roberto Mancini. Dia masuk melatih Italia ketika situasi sedang amburadul.

Italia baru saja gagal lolos ke Piala Dunia dan peringkat mereka merosot ke rangking 20-an FIFA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun