Inggris masih punya harapan. Bila penendang kelima sukses, maka skor pun akan sama kuat 3-3. Adu penalti pun berlanjut ke penendang ke enam.
Di momen yang sangat menegangkan dan menentukan itu, Southgate ternyata menunjuk Bukayo Saka sebagai penendang kelima. Anak muda yang baru berusia 19 tahun.
Saya cukup heran dengan keputusan itu. Mengapa Southgate tidak menunjuk Raheem Sterling ataupun Jack Grealish yang lebih berpengalaman. Meski, nama terakhir sempat cedera saat pahanya terinjak Jorginho.
Ah, mungkin saja Southgate memang menyiapkan kejutan. Siapa tahu, Saka yang pendiam itu secara khusus disiapkan untuk menendang penalti.
Yang terjadi, Saka rupanya belum siap menghadapi tekanan besar di momen krusial seperti itu. Tendangannya mudah dibaca.
Bola yang dia arahkan ke kanan gawang, sama seperti Sancho, bisa diblok oleh Donnarumma. Italia pun juara Piala Eropa 2020.Â
Southgate kembali merasakan pedihnya kalah adu penalti di Wembley. Tahun 1996 silam, dia menjadi penendang gagal saat Inggris dikalahkan Jerman di semifinal Piala Eropa. Kini, dia kalah sebagai pelatih.
"Siapapun bisa gagal dalam adu penalti. Kekalahan ini sangat menyakitkan. Tapi, itulah sepak bola," ujar Harry Kane, kapten Inggris dikutip dari uefa.com.
"Kami harus bangga atas pencapaian di turnamen ini. Tim ini punya prospek bagus. Kami harus melanjutkannya. Ini memberikan kami motivasi ekstra di Piala Dunia tahun depan," sambung Kane.
Italia akhiri penantian 53 tahun, apresiasi untuk Mancini
Gelar ini membuat Italia mengakhiri penantian panjang di Piala Eropa. Kali terakhir mereka juara Eropa terjadi pada tahun 1968. Selama lima dekade, Italia selalu merana bila tampil di Piala Eropa.