Ke-11 pejuang bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2020 itu yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri).
Di nomor ganda ada Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon serta Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan (ganda putra). Greysia Polii dan Apriani Rahayu di ganda putri. Lalu Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti di ganda campuran.
Dikutip dari instagram resmi PBSI, Tim bulutangkis Indonesia sudah berangkat ke Jepang pada tengah pekan kemarin untuk adaptasi awal. Terlebih di situasi pandemi.
Mereka bertolak ke Prefektur Kumamoto di Jepang pada Kamis (8/7) pukul 23.15 WIB menggunakan maskapai Japan Airlines melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sesampainya di Kumamoto, tim menjalani karantina mandiri selama 4 hari sebelum memulai latihan dan adaptasi.
Selain 11 atlet yang akan berlaga di Olimpiade, lima pelatih juga ikut mendampingi. Tim bulutangkis Indonesia juga memboyong sembilan orang tim pendukung yang terdiri dari manajer tim, atlet sparring, pelatih fisik, dokter, fisioterapis, dan masseur.
Ada empat atlet sparring yang ikut diajak ke Kumamoto. Yakni Shesar Hiren Rhustavito, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto, serta Zachariah Josiahno Sumanti.
Menengok persiapan para duta Indonesia di Olimpiade
Dibandingkan cabor lainnya, persiapan bulutangkis menuju ke Olimpiade, menjadi yang paling disorot oleh media. Baik media arus utama (mainstream) maupun media sosial.
Seperti pertengahan Juni lalu, PP PBSI menggelar simulasi Olimpiade di Pelatnas. Mereka yang bakal tampil di Olimpiade Tokyo, bertanding melawan sesama pelatnas.
Ini merupakan 'jurus' dari PBSI untuk mengasah feeling game Kevin Sajaya dan kawan-kawan. Sebab, mereka sudah lama tidak merasakan nuansa pertandingan.