Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Final, Italia Punya 3 Keuntungan yang Tak Dimiliki Inggris

9 Juli 2021   15:56 Diperbarui: 10 Juli 2021   04:34 7257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tahu, pemain-pemain Inggris akan sangat termotivasi tampil di final pertama mereka di Piala Eropa setelah menunggu lebih dari 50 tahun. Apalagi, mereka akan bermain di rumahnya sendiri.

Saya tahu, tim Inggris di Euro 2020 ini sangat kuat. Pertahanan mereka solid dan baru kemasukan satu gol. Lini penyerangan mereka juga menakutkan dengan mencetak 8 gol di babak gugur.

Namun, Italia yang juga belum terkalahkan, memiliki sedikitnya tiga keuntungan yang tidak dimiliki Inggris di final nanti.

Secara kualitas pemain, kedua tim mungkin berimbang. Secara head to head, rekor kedua tim juga cukup setara. Italia menang 10 kali dan Inggris menang 8 kali dari 27 perjumpaan.

Tapi, tiga keuntungan Italia itu sangat mungkin akan menjadi faktor pembeda di laga final yang akan dipimpin wasit asal Belanda, Bjorn Kuipers tersebut.

Apa saja?

Alasan pertama, Italia memiliki pelatih yang tahu sepak bola Inggris. Kita tahu, Pelatih Italia, Roberto Mancini (56 tahun) pernah cukup lama melatih di Inggris.

Mancini melatih Manchester City selama empat musim (2009/2013). Jauh sebelum City sukses seperti sekarang, Mancini-lah pelatih yang memberi gelar Premier League pertama bagi City di musim 2011/12. Sebelumnya, City juga dibawanya juara Piala FA 2010/11 dan menang di laga Community Shield 2012.

Mancini, sang mantan striker flamboyan ini juga pernah sebentar mencicipi Premier League sebagai pemain. Di awal tahun 2001, di usia 36 tahun, dia dipinjamkan oleh Lazio ke Leicester City.

Meski, Mancini hanya lima kali bermain, lantas kembali ke Italia. Tapi itu menjadi awal kecintaannya pada sepak bola Inggris sehingga kemudian melatih City.

Terkait gelar yang diraih Mancini bersama City, kita mungkin tergoda berkomentar nyinyir. Bahwa, apa susahnya juara di klub yang disokong dana melimpah seperti City sehingga diperkuat banyak pemain bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun