Tidak tampilnya bek kiri Leonardo Spinazzola karena cedera memang membuat Italia berbeda. Spanyol terus menekan Italia dari sisi kiri yang ditinggalkan Spinazzola.
Baca artikel terkait : https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/60e3a38a06310e0e7e34cb52/kabar-duka-memotivasi-italia-mengalahkan-spanyol-di-semifinal.
Di babak kedua, entah apa yang disampaikan Mancini di ruang ganti, Italia bisa lebih berkembang. Di lorong menuju lapangan, kamera juga menyoroti Barella yang tampak berdiskusi dengan Veratti dan Insigne. Mereka mematangkan strategi.
Di menit ke-60, berawal dari serangan Spanyol yang gagal, Italia melakukan serangan balik. Hanya lewat dua tiga sentuhan, bola ada di kaki Chiesa usai menerima sodoran Ciro Immobile.
Chiesa pun lantas mencetak gol keduanya di Euro 2020. Federico Chiesa membuktikan, di panggung Euro, dirinya lebih hebat dari bapaknya, Enrico Chiesa yang dulu gagal membawa Italia berjaya di Euro 1996 di Inggris.
Merespons gol itu, Enrique lantas memasukkan Morata dan Gerard Moreno untuk menambah daya serang. Termasuk Rodri untuk menggantikan Koke. Hasilnya, Morata menyamakan skor usai meneruskan umpan Dani Olmo.
Data statistik pertandingan menunjukkan, Spanyol unggul ball possession 71 persen. Mereka melakukan 908 umpan berbanding 387 umpan pemain-pemain Italia.
Spanyol juga menghasilkan 16 kali shots. Namun, hanya lima saja yang mengarah ke gawang. Italia meski hanya melakukan 7 shots, tetapi 4 di antaranya mengarah ke gawang.
Dalam hal ini, Spanyol-lah pemenang sesungguhnya. Spanyol masih menjadi yang terbaik dalam urusan permainan passing yang bisa mendikte lawan-lawannya.
Persis seperti ketika Spanyol masih memiliki Xavi, Andres Iniesta, David Silva atau Cesc Fabregas saat mengalahkan Italia di final Euro 2012 silam.
Silahkan baca artikel terkait : https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/60e3fdad15251043ec752fa2/mengenang-dominasi-spanyol-di-final-euro-2012-kini-italia-punya-faktor-x.