Kala itu, obrolan di grup WA warga lebih banyak perihal kasus Covid yang terjadi di kabupaten dan provinsi. Termasuk bagaimana mengurus surat keterangan di RT bagi mereka yang bekerja di luar kota bila ada operasi yustisi.
Namun, kali ini, virusnya memang lebih galak. Kali ini lebih dekat. Informasi yang beredar, ada beberapa keluarga di perumahan yang positif Covid-19.
Sejak pekan lalu, Pak RT melalui grup WA warga perumahan, menginformasikan perihal penanganan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Serta, imbauan agar bila ada salah satu anggota keluarga yang positif maka dimohon seluruh anggota keluarga lain melakukan tes (swab) agar diketahui kondisinya.
Itu belum kabar di kabupaten yang kini dalam zona oranye. Bahkan, di postingan Instagram Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu, dari 38 kapupaten/kota di Jatim, hanya satu yang zona kuning. Selebihnya zona oranye. Dan, tiga yang zona merah.
Bagi saya, itu kabar yang bikin pegal pikiran. Sebab, dari beberapa berita yang saya baca, saya sempat merasa pandemi ini mulai melandai.
Dalam beberapa bulan terakhir, utamanya sebelum Lebaran, situasinya mulai kondusif. Kasus harian Covidi di kabupaten saya turun. Meski, dalam beraktivitas, protokol kesehatan tetap harus dijaga.
Karenanya, saya sempat kaget dengan situasi yang terjadi sekarang. Seolah kembali ke tengah tahun lalu.
Kaget ketika tahu ada beberapa warga yang tinggal di satu perumahan, ternyata positif. Cemas ketika muncul informasi bahwa varian baru ini juga menyerang anak-anak.
Menjadi tetangga yang baik
Mendapati ada tetangga perumahan yang dinyatakan positif sebenarnya bukan hal baru bagi kami. Dulu pun ada tetangga yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, kali ini, kabarnya lebih booming.