Muncul kejutan seperti Euro 2004
Tersingkirnya Belanda dan Portugal membuka peluang Euro 2020 akan menghasilkan cerita kejutan seperti di Euro 2004 silam. Euro 2004 merupakan salah satu Euro paling anomali.
Ketika tim-tim top seperti Italia, Jerman, dan Spanyol, tersingkir di fase grup. Tim-tim non unggulan seperti Swedia, Denmark, Rep.Ceko, dan Yunani malah lolos.
Kita masih ingat yang terjadi di Euro 2004 itu. Yunani yang tidak diunggulkan, tampil sebagai juara dengan selalu menang satu gol di babak knock out. Termasuk kemenangan 1-0 atas tuan rumah Portugal di final.
Kejutan lain dari Euro 2004 adalah tampilnya penyerang Rep.Ceko, Milan Baros sebagai top skor dengan 5 gol. Baros mengungguli nama-nama top kala itu seperti Ruud van Nistelrooy (Belanda), Thierry Henry (Prancis), Michael Owen (Inggris), juga Zlatan Ibrahimovic (Swedia).
Nah, bukankah alur Euro 2020 kini mulai mirip Euro 2004. Tim-tim unggulan mulai berguguran. Sementara Denmark dan Ceko yang tidak diunggulkan, sudah lolos ke perempat final.
Belum lagi nama-nama tim spesialis 'kuda hitam' seperti Kroasia, Swedia, Ukraina, atau Swiss yang akan tampil di babak 16 besar dan juga berpotensi membuat kejutan.
Sementara untuk top skor, Patrick Schick berpeluang mengikuti jejak Baros di Euro 2004. Satu gol ke gawang Belanda membuat Schick kini mengemas 4 gol.
Andai bisa mencetak 1 gol ke gawang Denmark di perempat final, dia akan menyamai perolehan gol Ronaldo yang kini memimpin daftar top skor. Andai lolos ke semifinal, dia berpeluang menambah gol. Sementara Ronaldo kini hanya menjadi penonton.
Bahkan, pencetak gol Belgia ke gawang Portugal, Torgan Hazard, juga nama kejutan. Dari semua pemain top Belgia, ternyata Torgan Hazard yang mencetak gol di akhir babak pertama.
Padahal, ada Romeru Lukaku, Kevin de Bruyne yang lebih tenar. Bahkan, bBagi banyak orang, nama Torgan Hazard masih kalah populer dari saudaranya, Eden Hazard. Tapi, itulah kejutan.