Berolahraga itu menyehatkan badan. Berolahraga bisa membuat pikiran senang. Karenanya, tanpa perlu diajak orang lain, kita memiliki keinginan dan merasa butuh berolahraga.
Hanya saja, keinginan itu terkadang sebatas ingin. Ada saja alasan untuk mengurungkan keinginan tersebut. Dari alasan sibuk kerja, badan capek dan pegal, usia yang sudah tidak muda.
Malahan, muncul opini bahwa berolahraga bisa mengakibatkan efek buruk bagi badan. Berolahraga ternyata juga bisa menyebabkan masalah karena berakibat buruk bagi badan.
Seperti kaki keseleo, kram, otot tertarik dan masalah otot lainnya. Kondisi seperti itu bisa terjadi bila olahraga dilakukan tanpa persiapan atau melakukan gerakan berlebihan.
Fakta terbaru, kolapsnya pemain Timnas Denmark, Christian Eriksen di lapangan saat tampil di Euro 2020 dan meninggalnya legenda bulutangkis Indonesia, Markis Kido, saat berolahraga membuat kaget banyak orang.
Kejadian di lapangan yang terjadi hanya dalam waktu beda sehari itu menjadi alarm bagi kita yang rajin berolahraga supaya tetap waspada. Bahwa ketika berolahraga jangan terlalu lelah. Jangan memforsir tenaga ketika berolahraga.
Jangan berlebihan ketika berolahraga, ingat usia
Pesan agar jangan memforsir tenaga ketika berolahraga itu selalu diucapkan istri saya ketika melepas saya pergi berolahraga.
Setiap Rabu malam, saya ada jadwal bermain bulutangkis dengan warga di kompleks perumahan yang saya tinggali. Pesertanya bapak-bapak. Sepulang kerja, sekira pukul 20.00 kami mulai bermain. Biasanya bisa sampai pukul 23.00 WIB.
Malah, terkadang ada 'undangan' untuk bermain sepak bola. Seperti awal pekan kemarin, bermain bola di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
"Jangan maksa, ingat umur," begitu kata istri saya.