KAMIS petang (3/6) kemarin, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengumumkan tiga nama pebulutangkis yang masuk dalam BWF Hall of Fame. Tiga nama legenda. Semuanya berasal dari Tiongkok.
Tiga nama itu yakni mantan tunggal putri terkuat di masanya, Zhang Ning dan pasangan ganda putra, Fu Haifeng/Cai Yun. Ketiganya merupakan peraih medali emas Olimpiade.
Ketiga nama tenar di bulutangkis ini secara resmi akan diinduksi sebagai BWF Hall of Fame 2021 melalui seremoni dan media event virtual yang digelar BWF pada tanggal 16 Juni mendatang.
Dikutip dari laman resmi BWF, Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen menyebut Zhang Ning, Cai Yun, dan Fu Hai Feng merupakan figur ikonik bulutangkis dalam beberapa tahun terakhir. Dia menyebut ketiganya layak menerima penghargaan tersebut.
"Mereka telah bermain di level tertinggi dan meraih gelar juara. Paling penting, standar yang mereka buat selalu menjadi tantangan bagi generasi pemain muda untuk mengikuti jejak mereka," ujar Poul-Erik.
Zhang Ning, "the one and only" peraih 2 medali emas Olimpiade beruntun
Membahas ketiga pemain tersebut, saya cenderung tertarik dengan Zhang Ning. Saya merasa punya 'ikatan emosional' karena di masa lalu pernah menyaksikan pemain ini belum terlalu terkenal. Lantas, tahu-tahu menjadi pemain terbaik dunia.
Sejarah mencatat, Zhang Nin yang kini berusia 46 tahun, merupakan pebulu tangkis tunggal putri pertama yang mampu meraih medali emas Olimpiade secara beruntun.
Hingga kini, setelah hampir 13 tahun berlalu sejak dirinya 'gantung raket', dia masih menjadi satu-satunya tunggal putri yang mampu mempertahankan medali emas di Olimpiade.
Zhang Ning merupakan bagian dari dominasi Tiongkok dalam bulu tangkis di era 2000-an. Dia meraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena.
Empat tahun kemudian, di Olimpiade 2008 yang digelar di Beijing, Zhang Ning kembali meraih medali emas Olimpiade. Di final, dia mengalahkan rekan senegaranya, Xie Xingfang.