Fans MU mungkin mengandaikan Solskjaer bakal meniru apa yang dilakukan oleh Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal di perempat final Piala Dunia 2014 silam.
Kita ingat, di perempat final Piala Dunia 2014 silam, Belanda bertemu Kosta Rika yang tampil mengejutkan. Skor 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Tidak ada gol.
Di menit ke-120, beberapa menit sebelum laga usai, Van Gaal menggunakan jatah pergantian pemain terakhir untuk menarik kiper Jasper Cillessen dan memasukkan Tim Krul. Tujuannya demi menghadapi adu penatlti.
Sebab, rasio sukses penalti Krul memang lebih bagus daripada Cillessen. Meski, Cillessen kiper utama. Van Gaal percaya dengan data itu.
Yang terjadi, Belanda akhirnya menang 4-3 dengan Krul tampil sebagai pahlawan. Dia menepis dua penalti dan bisa membaca semua arah tendangan pemain Kosta Rika.
Namun, Solskjaer rupanya tidak mau meniru sukses Van Gaal pendahulunya yang pernah melatih MU itu. Dia tetap percaya dengan De Gea untuk tampil di adu penati.
Memang, penalti itu terkadang soal luck. Keberuntungan. Namun, jangan lupakan data. Utamanya data perihal kemampuan kiper dan juga para penendang penalti.
Dan yang terjadi, De Gea, kiper asal Spanyol berusia 30 tahun ini sama sekali tidak mampu menepis bola. Dari 11 penendang penalti Villarreal, De Gea hanya bisa dua atau tiga kali tepat membaca arah bola.
Terlepas, pemain-pemain Villareal memang sangat percaya diri. Arah sepakan penalti mereka presisi. Mereka bisa mengecoh De Gea dan membuatnya menjatuhkan badan ke tempat yang salah.
Sebaliknya, kiper Villarreal, Geronimo Rulli, justru beberapa kali mampu membaca arah bola tendangan penalti pemain MU. Bahkan, dia sempat menyentuh bola sepakan Bruno Fernandes yang notabene spesialis penalti. Termasuk juga sepakan Fred, dan Luke Shaw. Namun, bola masih masuk ke gawang.
Hingga, ketika skor 10-10, setelah semua pemain menendang bola dan masuk. Giliran kiper yang menendang bola.