Semua respons itulah yang membuat ESL langsung meredup. Beberapa meme di media sosial malah memunculkan gambar "ESL dikubur". Plus tulisan di batu nisannya, 18 April 2021-20 April 2021.
ESL dan Thanos
Tapi, benarkah ide ESL itu memang sudah mati? Ataukah, ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk bangkit lagi?
Menjawab pertanyaan itu, saya jadi teringat dengan kisah sang villain super, Thanos, di film super hero rekaan Marvel.
Sampean (Anda) mungkin masih ingat bagaimana akhir cerita pertarungan para pahlawan super bumi melawan penjahat Thanos di film Avengers: Infinity War?
Kita tahu, film itu menjadi penegas kehebatan Thanos. Dari awal film, Thanos memamerkan kekuatannya. Bersama komplotannya, ia berkoar ingin menciptakan tatanan kehidupan baru di alam semesta.
Tatanan baru yang menurutnya lebih baik. Lebih seimbang. Meski, demi tujuan itu, harus melenyapkan separuh populasi di alam semesta.
Satu demi satu pahlawan bumi dibuatnya tak berdaya. Di akhir film, dia menjentikkan jari yang membuat beberapa pahlawan mendadak jadi debu.
Sebelumnya, Thanos dihantam kapak baru sang Dewa Petir, Thor. Kapak bernama strombreaker itu menghujam dadanya. Namun, dia tidak mati.
Dia masih sempat menjetikkan jari. Lantas, kabur dengan kekuatan teleportasi ruangnya. Sampean pasti tahu bagaimana kelanjutan cerita setelahnya di film penutup para pahlawan super, Avengers: Endgame.
Bagi saya, bagian akhir di film Avengers: Infinity War itu punya kemiripan dengan drama ESL ini. Atau mungkin juga saya yang memaksa membuatnya terlihat mirip.