Adalah komentar Florentino Perez di sejumlah media yang membuat saya mendadak teringat dengan Thanos dan film Avengers itu.
Kemarin, setelah ESL bak lenyap seperti debu tersapu angin dan media-media menyebutnya mati, Perez bilang begini:
"If anyone thinks the Super League is dead, are they wrong? Absolutely. The project is on standby. The Super League still exist."
Dalam hal ini, saya tidak sedang mengandaikan Perez seperti Thanos. Tidak. Tapi, mengibaratkan keberadaan ESL bak Thanos di akhir Avengers: Infinity War seperti dalam komentar Perez tersebut.
Dianggap mati tapi sejatinya masih esksis. Lantas, kembali muncul di episode berikutnya. Episode yang "kekacauannya" bahkan lebih dashyat ketimbang sebelumnya.
Dampak mencuatnya ESL, wacana sanksi untuk klub-klub top
Mungkinkah wacana ESL itu kelak bakal kembali mencuat? Entahlah.
Yang jelas, seperti Thanos yang meski menghilang, tetapi sukses membuat kegemparan karena melenyapkan banyak orang lewat jentikkan jarinya, begitu juga ESL.
Ya, setelah wacana ESL itu meredup, kini muncul wacana baru. Sejumlah pihak menginginkan agar ke-12 tim yang awalnya bakal masuk ke ESL, dikenai sanksi.
Ke-12 tim itu yakni Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Serta, enam klub Premier League, yakni Manchester City, Manchester United, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotpur.
Muncul wacana agar Real Madrid dan Juventus selaku penggagas kompetisi ESL, diskorsing satu tahun tidak boleh bermain di Liga Champions.