Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool-MU yang Ribut, Man City yang Ambil Untung

18 Januari 2021   07:28 Diperbarui: 18 Januari 2021   07:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain tengah Manchester United, Paul Pogba gaga memanfaatkan peluang emas yang didapatnya. Laga Liverpool-Manchester United di Anfield Senin (18/1) dini hari tadi berakhir 0-0/Foto: www.rte.ie

Selama seharian kemarin, media sosial diwarnai postingan pemanasan duel besar di Liga Inggris, Liverpool vs Manchester UnitedTidak sulit menemukan perang komentar antar pendukung kedua tim di laman-laman komentar akun media sosial yang mengabarkan soal laga besar itu. Prediksi skor juga bermunculan.

Pendek kata, duel Liverpool-Manchester United di pekan ke-18 Premier League tersebut memang memicu 'keributan' di media sosial. Dan itu tidak mengherankan.

Pasalnya, laga ini bukan hanya tentang dua tim dengan fans terbesar di Inggris. Termasuk di Indonesia. Lebih dari itu, laga itu juga menjadi penentu posisi di puncak klasemen.

Andai menang, Liverpool yang pada 13 Januari lalu 'dikudeta' oleh Manchester United (selanjutnya ditulis MU), bakal kembali ke puncak klasemen. Sementara MU hanya perlu memastikan tidak kalah bila ingin tetap di pucuk lebih lama.

Yang terjadi, laga di Anfield yang berlangsung mulai pukul 23.30 WIB itu berakhir tanpa gol. 0-0. Tidak ada gol tercipta meski kedua tim memainkan hampir semua penyerang terbaiknya.

Siapa diuntungkan dari hasil ini?

Mungkin ada yang menyebut Manchester United diuntungkan dengan hasil ini. Sebab, tambahan satu poin itu berarti membuat MU tetap memimpin klasemen. MU tetap menjaga jarak 3 poin dengan Liverpool.

Namun, bagi mereka yang menyaksikan pertandingan ini, sepertinya bakal beranggapan sebaliknya. Mereka bakal menganggap MU merugi dan Liverpool-lah yang beruntung. Kok bisa?

Ya, meski tidak menang di Anfield, tetapi hasil imbang itu sejatinya masih bagus bagi Liverpool. Pasalnya, MU justru lebih punya peluang emas untuk menang di laga ini.

Memang, secara penguasaan bola menurut data statistik BBC Sports, Liverpool lebih unggul, 66 persen berbanding 44 persen. Liverpool juga lebih banyak menciptakan peluang, 17 berbanding 8 milik MU.

Namun, untuk urusan peluang yang benar-benar membahayakan gawang (shots on target), MU lebih unggul dengan 4 peluang berbanding 3 yang diciptakan Liverpool.

Liverpool beruntung gawang mereka dijaga Alisson Becker. Kiper asal Brasil ini beberapa kali melakukan penyelamatan, termasuk menggagalkan dua peluang emas yang didapat MU.

Di awal babak kedua, Alisson memblok sepakan Bruno Fernandes dengan kakinya. Dia juga melakukan penyelamatan heroik saat menepis sepakan Paul Pogba dari jarak dekat. Alisson pun terpilih jadi man of the match alias pemain terbaik di laga itu.

Menyoal penampilan apik Alisson itu, ada warganet usil berkomentar. Andai gawang Liverpool dijaga Adrian (kiper kedua), rasanya MU bakal mengakhiri laga di Anfield itu dengan kemenangan banyak gol.

Ya, Alisson memang tampil oke. Ketika Pogba sudah berada di depan gawang dan siap menendang, pelatih MU, Ole Gunnar Solksjaer di pinggir lapangan rasanya sudah bersiap mengangkat tangannya untuk merayakan gol.

Namun, peluang itu ternyata gagal menjadi gol. Pogba sampai menutup muka dengan tangannya, tanda tak percaya.

"Itu peluang yang sungguh bagus dan sayangnya tidak menjadi gol. Saya kecewa bukan hanya karena hasilnya tetapi saya tahu, kami bisa bermain lebih bagus dari ini," ujar Solskjaer.

Hasil ini membuat MU tidak tidak terkalahkan dalam 16 laga away. MU nyaris menyamai pencapaian terbaik mereka di laga away saat tidak terkalahkan dalam 17 laga di tahun 1999.

Sementara bagi Liverpool, mereka menang bisa menjaga rekor unbeatable di Anfield menjadi 68 laga di Premier League. Namun, hasil ini menjadi penegas bahwa Liverpool sedang 'sakit'.

Liverpool tidak menang di empat laga terakhir mereka di Premier League. Bahkan hanya bisa mencetak satu gol. Di tiga laga sebelumnya, Liverpool ditahan 1-1 West Bromwich Albion (27/12), bermain 0-0 dengan Newcastle United (31/12), dan kalah dari Southampton (5/1).

Hanya meraih 3 poin dari kemungkinan 12 poin membuat Liverpool kini melorot ke peringkat empat dengan 34 poin. Liverpool disalip oleh Leicester City dan Manchester City yang kini sama-sama mengumpulkan 35 poin.

Manchester City mengambil untung

Bicara Manchester City, tim asuhan Pep Guardiola inilah yang mengambil untung dari keriuhan duel Liverpool-Manchester United.

Beberapa jam setelah laga tanpa gol di Anfield, Manchester City menang besar, 4-0 atas Crystal Palace, Senin (18/1) dini hari tadi.

Kemenangan itu membuat City kini ada di peringkat kedua dengan 35 poin. Menariknya, City baru memainkan 17 pertandingan. Mereka masih punya 'tabungan' satu pertandingan.

Nah, andai Manchester City bisa memaksimalkan satu pertandingan tersebut, bisa dipastikan City akan mengambil alih posisi puncak klasemen dari MU. City akan mengoleksi 38 poin.

Tetapi memang, Manchester City yang sempat terseok-seok di awal musim, kini mulai berlari kencang. City kini selalu menang di 8 laga terakhir. Empat diantaranya di Premier League.

Karenanya, tidak mengherankan bila Manchester City yang di akhir tahun masih berada di luar empat besar, kini tahu-tahu sudah berada di atas.

MU dan Liverpool yang sibuk ribut, ternyata Manchester City yang mengambil keuntungan. Bahkan, bukan tidak mungkin, bila City bisa memimpin klasemen, mereka akan betah berlama-lama di pucuk.

Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, City sudah teruji memimpin klasemen. City-nya Guardiola lebih berpengalaman dibanding MU-nya Ole dalam hal bertahan di puncak klasemen  

Apakah Liverpool sudah out dari perburuan gelar?

Ah, sang juara bertahan masih punya banyak PR. Lini belakang mereka masih tambal sulam. Di laga melawan MU, pelatih Jurgen kembali memasan kapten tim, Jordan Henderson sebagai bek tengah, mendampingi Fabinho.

Dua bek tengah dipasang sebagai bek menyusul cederanya Virgil van Dijk, Joe Gomez, dan Joel Matip. Klopp juga belum percaya pada bek muda Rhys Williams dan Nathaniel Philips.

Belum selesai masalah lini belakang, Liverpool kini bermasalah dengan lini depannya. Hanya mencetak satu gol dalam empat laga memunculkan pertanyaan serius.

Ada apa dengan trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino? Sialnya, ketika ketiganya mandul, striker tajam Diogo Jota justru harus menepi dua bulan karena cedera.

Premier League sudah hampir separoh perjalanan. Biasanya, 'hilal' siapa tim yang akan juara, sudah terlihat pada bulan Februari atau Maret. Meski, musim 2020/21 ini sepertinya bakal lebih ketat.

Nah, siapa tim yang menurut kalian bakal 'ngadem' di puncak hingga akhir musim? Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun