Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United Pimpin Klasemen, Hanya 4 Hari atau Seterusnya?

14 Januari 2021   07:04 Diperbarui: 14 Januari 2021   21:54 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool saat bersua Manchester United di Anfield pada musim 2019/20 lalu. Kala itu, Liverpool menang 2-0. Salah satu gol Liverpool dicetak Mohamed Salah (tengah). Akhir pekan nanti, Liverpool akan kembali menjamu MU di Anfield, Minggu (17/1)/Foto: manutd.com

Tidak banyak orang yang tertarik membahas politik internasional. Jangankan level dunia, mengikuti perkembangan politik di negeri sendiri saja, banyak orang yang geleng-geleng kepala. Malas.

Namun, banyak orang mendadak ingin tahu cerita pemilihan presiden di Amerika Serikat yang melibatkan Donald Trump dan Joe Biden.

Bahwa, setelah Biden dinyatakan jadi pemenang pilpres pada November lalu, banyak pendukung kuat Trump yang masih tidak percaya terhadap proses pemilihan tersebut.

Kita lantas merasa ada proximity (kedekatan) emosional bahkan kesamaan antara Pilpres di AS kali ini dengn pemilihan kepala daerah di beberapa daerah di Indonesia.

Bahwa ketika pemilihan selesai, ketika penghitungan cepat mencuat, lantas ada yang merasa dicurangi, ada yang menyebut proses pemilihan berjalan tidak fair, ada yang melakukan gugatan, bahkan ada massa pendukung yang turun ke jalan.

Ternyata, di AS yang katanya 'mbahnya' demokrasi, yang sudah mengenal presiden sejak tahun 1970-an, sebagian warganya tidak jauh beda dengan warga di sini dalam hal menerima hasil pemilihan pemimpin.

Bicara presiden di AS, saya tertarik dengan nama William Henry Harrison. Dia adalah Presiden ke-9 AS. Harrison merupakan presiden AS yang paling pendek masa jabatannya. Hanya satu bulan.

Pasalnya, dia meninggal hanya satu bulan setelah menjabat sebagai presiden pada 1841. Ada beberapa cerita perihal kematiannya.

Konon, Harrison kala itu bersikeras menyampaikan pidato inagurasi sangat panjang dalam kondisi cuaca yang sangat dingin tanpa memakai topi atau mantel. Harrison kemudian diyakini terjangkit pneumonia dan meninggal satu bulan setelahnya.

Namun, baru-baru ini terdapat analisis yang menyebut bahwa demam enterik yang dialami Harrison tersebut disebabkan karena air di Gedung Putih yang bercampur dengan limbah. Mana yang benar? Entahlah.

Akhir pekan ini, Liverpool bersua MU di Anfield

Saya mendadak tertarik menukil kisah pilu William Henry Harrison sang Presiden ke-9 AS itu setelah mengamati serunya persaingan di puncak klasemen Liga Inggris.

Sesuai prediksi mayoritas penikmat Liga Inggris, Manchester United berhasil mengambil alih pimpinan klasemen dari Liverpool, tepat di tanggal 13 Januari kemarin.

Pelengseran Liverpool dari pucuk klasemen Liga Inggris musim 2020/21 itu terjadi usai Manchester United (selanjutnya ditulis MU) menang 1-0 atas tuan rumah Burnley, Rabu (13/1). Gol penentu kemenangan MU dicetak Paul Pogba di menit ke-78.

Kemenangan ini membuat MU meninggalkan Liverpool dengan jarak tiga poin. MU 36 poin. Liverpool 33 poin. Keduanya sama-sama sudah memainkan 17 pertandingan.

Kudeta MU atas Liverpool di pekan ke-17 ini bersejarah. Sebab, kejadian seperti itu tidak setiap tahun terjadi.

Ya, ini bukan hanya MU bisa menyalip Liverpool untuk kali pertama di musim ini. Namun, lebih megah dari itu, ini merupakan untuk kali pertama dalam delapan tahun terakhir, Manchester United berhasil memimpin klasemen Liga Inggris di awal tahun.

Delapan tahun lalu, atau di musim 2012/13, itu kali terakhir MU memimpin klasemen di awal tahun. Kita tahu, di musim itu, di musim terakhir Sir Alex Ferguson melatih, MU akhirnya menjadi juara.

Setelah itu, MU bak tim dari langit terhempas ke bumi. Mereka tidak pernah lagi merasakan dinginya pucuk klasemen imbas prestasi labil di bawah kendali para pelatih pengganti Sir Alex.

Pertanyaannya, apakah MU kali ini bisa menduplikasi pencapaian di musim 2012/13 silam alias menutup kompetisi sebagai juara?

Ataukah mereka hanya akan berumur pendek di puncak klasemen alias hanya memimpin klasemen selama empat hari saja?

Kok cuma empat hari. Itu bahkan lebih singkat dari masa Harrison memimpin AS yang hanya sebulan.

Ya, kemungkinan MU hanya akan memimpin klasemen selama empat hari itu mencuat. Sebab, empat hari setelah memuncaki klasemen, MU akan menghadapi Liverpool di Anfield pada pekan ke-18, Minggu (17/1).

Pertandingan di Anfield ini akan menjadi pertaruhan bagi MU. Apakah mereka akan tetap menjadi penguasa alias pemimpin klasemen. Ataukah malah dipaksa turun ketika baru berkuasa empat hari.

Andai MU kalah di pertandingan 17 Januari nanti, maka Liverpool akan kembali naik ke peringkat pertama. Sebab, bila Liverpool yang menang, maka poin kedua tim sama, 36 poin. Tapi, Liverpool lebih unggul selisih gol.

Ingat, di Liga Inggris, bila ada dua tim yang memiliki poin sama, maka penentuan posisi mereka di klasemen akan ditentukan lewat selisih gol (jumlah gol memasukkan dikurang gol kemasukan).

Nah, hingga pekan ke-17, selisih gol MU adalah surplus 10 gol. Sementara selisih gol Liverpool lebih baik, yakni surplus 16 gol.

Namun, bila MU bisa bermain imbang di Anfield, apalagi bisa menang, maka mereka akan tetap memimpin klasemen. Andai menang, mereka bisa unggul 6 poin dari Liverpool.

Memimpin klasemen dengan keungulan 6 poin plus penampilan yang konsisten di awal tahun, jelas akan menjadi pondasi kuat bagi MU untuk memburu gelar Liga Inggris.

Bagaimana peluang kedua tim di Anfield?

Pertandingan ini bakal ketat. Sebab, Liverpool dan MU sama-sama punya julukan 'mentereng'. Bila Liverpool adalah tim jago kandang, maka MU adalah tim jago kandang.

Kita tahu, penampilan Liverpool musim ini mungkin tidak se-superior saat mereka juara di musim lalu. Namun, di Anfield, mereka tim yang tidak terkalahkan di Liga Inggris. Anfield adalah sumber poin bagi Liverpool.

Merujuk data dari Soccerway, dari 8 penampilan di Anfield musim ini, Liverpool menang tujuh kali dan hanya sekali imbang.
Ironisnya, hasil imbang itu terjadi saat mereka ditahan tim penghuni degradasi, Wes Bromwich Albion, 1-1 pada 27 Desember 2020. Itu laga 

terakhir Liverpool di Anfield. Pertanda penurunan performa?

Sementara MU, dari 8 penampilan tandang, mampu meraih tujuh kemenangan dan sekali imbang. Bahkan, enam kemenangan diraih dengan selalu mencetak tiga gol.

Dalam pertemuan terakhir di Anfield pada 19 Januari 2020 lalu, Liverpool mengalahkan MU 2-0.

Namun, kala itu, tim Liverpool masih komplet. Pertahanan mereka masih dikawal Virgil van Dijk-Joe Gomez. Virgil bahkan mencetak gol pembuka. Kini, Virgil-Gomez masih menjalani pemulihan cedera

Sementara MU kala itu tampil tanpa Bruno Fernandes yang baru bergabung saat transfer Januari. Bahkan, Paul Pogba dan Marcus Rashford juga tidak bermain karena cedera.

Akhir pekan nanti, situasinya akan berbeda. MU sangat mungkin akan tampil dengan tim terbaik yang membuat mereka 'rakus poin' dan akhirnya memimpin klasemen.

Sementara Liverpool justru tampil 'pincang' di lini belakang. Sudah hampir tiga bulan, Fabinho yang merupakan gelandang bertahan, dipaksa jadi bek tengah demi mengisi posisi Van Dijk.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp juga dibuat pusing seiring cederanya Joel Matip. Bahkan, saat Liverpool kalah 0-1 dari Southampton (4/1), Klopp memasang kapten tim, Jordan Henderson yang merupakan pemaint tengah sebagai tandem Fabinho.

Tapi, Liverpool mendapat gembira seiring pulihnya gelandang Thiago Alcantara. Penampilan Thiago dan Xerdhan Shaqiri menuai pujian kala Liverpool menang 4-1 atas Aston Villa di Piala FA (8/1).

Ah, jadi tidak sabar menunggu 17 Januari. Menunggu pertemuan Liverpool dan Manchester United di Anfield.

Kira-kira, sampean (Anda) masuk golongan yang mana. Golongan yang percaya MU hanya akan berkuasa empat hari di puncak klasemen. Atau percaya MU akan memimpin klasemen untuk jangka waktu lama.

Tapi yang jelas, apapun hasil di Anfield nanti, tidak perlu digugat ke pihak otoritas liga. Apalagi sampai turun ke jalan.

Ingat, sekarang masih masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Eh, di Liverpool sana tidak ada PPKM ya. Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun