Belum hilang dari ingatan ketika Bayern Munchen tanpa ampun mengoyak gawang Barcelona sebanyak delapan kali di semifinal Liga Champions pada 15 Agustus lalu.
Tadi malam, Bayern Munchen kembali memperlihatkan penampilan buas. Mereka kembali tega membuat delapan gol ke gawang lawannya.
Ya, Bayern langsung 'meledak' di pekan perdana Bundesliga musim 2020/21. Tim asuhan Hans-Dieter Flick ini bermain tanpa belas kasihan saat mengalahkan Schalke 8-0 di pekan perdana Bundesliga, Jumat (18/9).
Kemenangan delapan gol itu menjadi penegas bahwa Bayern tidak pernah bercanda dalam menyikapi pertandingan. Mereka langsung tampil sangat serius meski baru di awal kompetisi.
Ketika tim-tim pesaing mungkin masih memikirkan pemain-pemain incaran yang belum kunjung didapat di masa bursa transfer pemain yang masih dibuka, Bayern justru sudah memamerkan tim yang mengerikan.
Bayern memiliki skuad yang sangat siap untuk mempertahankan gelar Bundesliga Jerman. Bahkan, bukan hanya di liga lokal, Bayern juga siap kembali berjaya di Liga Champions.
Bayern Tak Merasakan Dampak Kepergian Thiago
Hanya sehari setelah Thiago Alcantara dilepas ke Liverpool dan Hansi Flick menyebut pemain asal Spanyol itu sebagai "extraordinary player", ternyata itu sekadar pujian.
Kenyataannya, Bayern tidak menangisi kepergian Thiago. Sebab, mereka sudah bisa menemukan pengganti Thiago sebagai pendamping Leon Goretzka di posisi pengatur permainan.
Di laga tadi malam, peran Thiago bisa digantikan oleh Joshua Kimmich. Pemain Timnas Jerman berusia 25 tahun yang bisa bermain di beberapa posisi ini tidak hanya diplot mengisi posisi Thiago. Dia juga mewarisi kostum nomor 6 Thiago.
Hasilnya, Kimmich yang musim lalu banyak dimainkan sebagai bek kanan, tampil oke di posisi barunya. Dia melepas dua umpan kunci (assist) untuk gol pertama yang dicetak Serge Gnabry di menit ke-4 dan gol ketujuh yang dibuat Leroy Sane di menit ke-71.
Umpan Kimmich untuk gol Gnabry dan Sane itu benar-benar sangat "bergaya Thiago Alcantara". Kita seolah melihat Thiago masih bermain di Bayern tetapi dalam wujud Kimmich.
Untuk gol Gnabry, dia melepas umpan lambung dari tengah yang indah dilihat. Untuk Sane, dia melepas umpan terobosan dari tengah yang membelah pertahanan pemain-pemain Schalke. Sane lepas dan kalem saja menaklukkan kiper Schalke.
Di laga melawan Schalke itu, Gnabry mencetak hat-trick di menit ke-4, 47, dan 59. Lalu, lima gol lainnya dicetak Leon Goretzka di menit ke-19, penalti Robert Lewandowski di menit ke-31, Thomas Muller menit ke-69, Sane, dan remaja Inggris berusia 17 tahun, Jamal Musiala di menit ke-81.
Bayern Diminta "Welas Asih" Pada Lawannya
Menyikapi hasil dengan skor mencolok itu, akun Youtube resmi Bundesliga yang mengunggah cuplikan pertandingan Bayern-Schalke tersebut, langsung banjir komentar. Ada 1000 komentar lebih.
Menariknya, selain memberikan pujian untuk pemain-pemain Bayern, beberapa komentar warganet juga menyampaikan rasa kasihan kepada Schalke yang langsung terbantai di laga pembuka.
Ada pula yang menyebut Bayern bermain tanpa punya belas kasihan. Mereka lapar gol. Tanpa ampun. Karenanya, mereka menyarankan agar pemain-pemain Bayern mulai belajar 'welas asih' dan iba ketika lawan sudah tak berdaya.
Namun, rasanya itu tidak akan terjadi. Bayern tetaplah Bayern, tim yang lapar gol. Lapar menang. Lha wong meski menang delapan gol, Hansi Flick menyebut timnya seharusnya bisa menang dengan lebih banyak gol.
Ya, melansir dari bundesliga.com, dalam sesi jumpa pers seusai laga, Flick menyebut timnya seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol di babak pertama.
"We played brilliantly but should have scored two, three, maybe four more goals in the first half," ujar Flick dikutip dari https://www.bundesliga.com/en/bundesliga/news/leroy-sane-im-not-at-100-percent-bayern-munich-8-0-schalke-12896.
Sebenarnya, apa rahasia yang membuat Bayern langsung tampil ganas di laga perdana?
Padahal, Bayern belum tampil komplet. Hansi Flick masih menyimpan anak muda asal Kanada, Alphonso Davies yang kini disebut-sebut sebagai bek kiri terbaik dunia. Utamanya setelah dia melewati Lionel Messi dan mengobrak-abrik pertahanan Barcelona.
Pemain serba guna asal Austria, David Alaba, juga tidak ikut bermain karena masih pemulihan cedera.
Padahal, Schalke juga bukan tim 'receh' di Bundesliga. Schalke punya tradisi dan nama besar di Bundesliga. Mereka juga seringkali mencetak calon bintang. Manuel Neuer, Leon Goretzka dan Lero Sane merupakan mantan pemain didikan Schalke.
Tetapi memang, tanpa perlu dijelaskan dengan banyak kata, tim Bayern musim ini sudah jadi. Berbeda dengan musim lalu ketika mereka 'baru jadi' di tengah kompetisi. Tanpa Davies dan Alaba, ada dua pemain asal Prancis, Benjamin Pavard dan Lucas Hernandes yang tampil oke.
Memuji pewaris Robben-Ribery
Namun, bagi saya, selalu ada lakon utama dalam setiap pertandingan. Nah, selain Joshua Kimmich yang tampil keren, pujian layak disematkan kepada Serge Gnabry dan Leroy Sane.
Saya menganggap dua pemain sepantaran yang masa kelahirannya hanya terpaut lima bulan inilah, 'lakon' sesungguhnya bagi Bayern di laga tadi malam.
Jauh sebelum Bundesliga musim 2020/21 dimulai, keduanya sudah mendapat pujian. Utamanya setelah mereka mewarisi 'nomor keramat' dari dua pemain legenda di Bayern.
Gnabry (25 tahun) yang musim lalu mengenakan kostum nomor 22, kali ini pindah ke nomor 7. Sementara Sane (24 tahun) yang baru didatangkan dari Manchester City mengenakan kostum nomor 10.
Kita tahu, nomor 7 Bayern sebelumnya identik dengan nomornya Franck Ribery. Sementara kostum nomor 10 milik Arjen Robben. Keduanya adalah andalan Bayern saat memenangi treble winners di musim 2012/13.
Selama bermain untuk Bayern, Robben dan Ribery yang bermain di posisi penyerang sayap kanan dan sayap kiri, merupakan ikon tim. Keduanya sehati dan mendapat julukan "Robbery" yang merupakan kombinasi nama mereka.
Nah, bila melihat penampilan Gnabry dan Sane tadi malam, keduanya memang layak mewarisi kostum peninggalan Ribery dan Robben.
Gnabry memperlihatkan permainan yang efektif. Ketika mendapatkan peluang, tidak ada yang disia-siakan. Sementara Sane memberi pengumuman kepada pendukung Bayern bahwa dirinya bukan pemain yang egois.
Beberapa kali, Sane mendapatkan peluang, tetapi ia membaginya kepada pemain lain. Selain dua assist untuk Gnabry, Sane juga tercatat dua kali memberi umpan matang untuk Lewandowski yang gagal menjadi gol. Dan ia menutup penampilannya dengan gol keren di menit ke-71.
"Penampilan Gnabry dan Sane di laga ini saya anggap sebagai benchmark. Saya puas dengan penampilan mereka dan tim," sambung Hansi Flick.
Pantas saja bila Bayern langsung serius. Sebab, kemenangan besar ini menjadi pemanasan sebelum mereka tampil di Piala Super Eropa pada 25 September nanti.
Sebagai juara Liga Champions, Bayern akan bertemu juara Liga Europa, Sevilla dalam laga yang digelar di Stadion Puskas Arena di Budapest, Hungaria.
Menarik ditunggu apakah Sevilla akan bisa menang dan membuat Bayern kembali memijak bumi. Ataukah, malah Bayern yang membuat Sevilla bernasib seperti Barcelona dan Schalke. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H