Toh, minimal, mereka termotivasi untuk terus berlatih keras agar bisa masuk tim utama. Itu yang dilakukan Gnabry jelang musim 2013/14. Dia menempa dirinya dengan berlatih keras.
Hasilnya lumayan. Dia dimainkan 9 kali di Liga Inggris dengan mencetak satu gol dan dua kali bermain di Liga Champions. Dia juga punya andil besar dalam membawa Arsenal juara Piala FA di musim itu. Gnabry bahkan masuk nominasi Golden Boy Award 2013. Award individu untuk anak muda yang dinilai tampil bagus di kompetisi Eropa.
Namun, yang paling melegakan baginya, dia mendapat kontrak baru dari Arsenal berdurasi 5 tahun. Kerja kerasnya terbayar.
Dipinjamkan ke WBA, dianggap tak pantas main di Liga Inggris
Tetapi, hidup memang terkadang manis, tetapi di lain waktu bisa sangat bengis. Gnabry merasakan itu. Ketika hasil dari ikhtiarnya mulai terlihat, apa daya, dia justru dihantam cedera lutut.
Cedera itu membuatnya menghilang dari lapangan di musim 2014/15. Setelah itu, tanah Inggris tidak lagi sama bagi pemain kelahiran 14 Juli 1995 ini.
Gnabry menjadi pemain yang terbuang. Oleh Arsenal, dia dipinjamkan ke klub West Bromwich Albion (WBA) di musim 2015/16. Niatnya bagus, agar Gnabry merasakan bermain di tim utama karena kesempatan di WBA lebih besar dibanding di Arsenal.
Yang terjadi, Gnabry ternyata juga tidak mendapatkan kesempatan bermain di WBA. Selama enam bulan, dia hanya bermain 136 menit. Media-media Inggris menyebutnya "not good enough" untuk bermain di Liga Primer.
Arsenal pun kembali memanggilnya pada tengah musim Januari 2015. Di musim itu, dia hanya bermain sekali. Media-media Inggris mulai menyebutnya anak muda yang gagal. Flop.
Dalam wawancara dengan UEFA.com, Gnabry menyebut cerita itu akan selalu diingatnya, "will always with me".Â
Sementara melansir dari Eurosport pada Mei 2020 lalu, Gnabry mengaku marah dan bingung dengan keputusan Arsenal menaruhnya di WBA. Terlebih pemberitaan di media Inggris tentang dirinya.