Sebelum Parma juara di tahun 1999 yang menjadi gelar terakhir tim Italia di kompetisi ini, tim-tim Italia sebelumnya memang punya tradisi tampil di final kompetisi ini.
Faktanya, dalam 11 kali final sejak musim 1988/89, sebanyak 10 final selalu ada tim Italia. Hanya di musim 1995/96, tim Italia hanya menjadi penonton laga Bayern Munchen melawan Bordeaux.
Bahkan, dalam 11 tahun tersebut, pernah empat kali terjadi All Italian Final. Yakni, di musim 1989/90 ketika Juventus mengalahkan Fiorentina, lalu di musim 1990/91 Inter Milan juara usai mengalahkan AS Roma. Berikutnya di musim 1994/95, Parma meng-KO Juventus.
Dan terakhir, di final 1997/98, Inter Milan lewat penampilan ajaib Ronaldo Luiz Nazario de Lima, menghajar Lazio 3-0 di final pertama yang menerapkan single match (satu pertandingan tanpa tandang dan kandang).
Nah, sukses Inter ke final kali ini datang di saat tepat. Ketika semua wakil Italia di Liga Champions berguguran, Inter ke final demi menjaga brand Serie A di kompetisi Serie A.
Minimal, dengan lolosnya Inter ke final, Serie A musim 2019/20 ini masih lebih baik dari Liga Inggris yang semua wakilnya tumbang di Liga Champions dan Europa League sebelum ke final.
Momen menebus kesialan musim ini
Perihal kegagalan tim-tim Italia di Liga Champions, Inter Milan sejatinya termasuk di dalamnya. Maklum, Inter sempat tampil di fase grup Liga Champions bersama Juventus, Atalanta, dan Napoli.
Yang terjadi, hanya Inter Milan yang gagal lolos ke babak knock out. Mereka hanya finish di urutan tiga di fase grup dan merujuk aturan, Inter masih mendapat kesempatan turun bermain di Europa League.
Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, Pelatih Inter, Antonio Conte menyebut kegagalan Inter di Liga Champions tersebut menjadi awal kesialan Inter di musim ini.
Setelah itu, Inter juga tersingkir di Coppa Italia. Yang menyesakkan, di Liga Serie A Italia, Inter finish di peringkat 2 dengan hanya berselisih 1 poin dari Juventus.