Bermula dari sepak pojok, Real bisa menyamakan skor lewat sundulan Sergio Ramos. Laga pun dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Yang terjadi, timnya Simeone sudah "kehabisan bensin". Gawang Atletico yang sempat kokoh selama 90 menit, lalu jebol tiga kali hanya dalam 10 menit. Sungguh kekalahan memilukan.
Dua tahun kemudian, Simeone punya kesempatan untuk menghapus luka. Atletico kembali bertemu Real di final. Kali ini di San Siro di Kota Milan. Yang terjadi, Simeone kembali merana.
Atletico kalah dalam adu penalti 3-5 usai bermain 1-1. Nah, yang menyesakkan, Atletico sebenarnya mendapat hadiah penalti di babak pertama tapi sepakan Antoine Griezmann menghantam mistar gawang. Sial.
Bagaimana upaya Simeone yang ambyar batinnya lalu mencoba menghibur pemain-pemainnya seperti Koke, Fernando Torres, dan Juanfran yang menangis sesenggukan di lapangan seusai laga, menjadi pemandangan memilukan.
Dini hari nanti, Simeone memimpin timnya tampil di perempat final
Toh, meski begitu, Simeone setidaknya belum putus harapan. Dia tidak seperti Hector Cuper yang dikenang kalah di final beruntun bersama Valencia pada edisi 2000, 2001. Tidak juga seperti Massimiliano Allegri yang kalah dua kali di final bersama Juventus di edisi 2015, 2017 dan kini 'menganggur'.
Ya, berbeda dengan Hector Cuper dan Allegri, Simeone kini masih punya kesempatan untuk mengubur luka lamanya di 2014, 2016 lalu dengan membawa Atletico Madrid jadi juara di musim 2019/20 ini.
Kata orang Eropa sana, kesialan yang beruntun itu biasanya berakhir pada percobaan ketiga. Mereka menyebutnya dengan istilah third time lucky alias keberuntungan di (kesempatan) yang ketiga.
Mungkinkah Simeone bisa tampil di final ketiganya di Liga Champions lantas meraih third time lucky?
Jalan menuju ke final akan dimulai Simeone dan anak asuhnya pada Jumat (14/8) dini hari nanti. Kabar bagus baginya, jalan ke final sudah dekat. Hanya butuh dua pertandingan.
Sebab, dengan format baru dari UEFA sebagai upaya adaptif menghadapi pandemi Covid-19, babak perempat final dan semifinal kali ini digelar dengan sistem single match di tempat netral.