Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Bila Mau Juara Piala Uber, 3 PR Ini Wajib Diberesi PBSI

12 Agustus 2020   07:22 Diperbarui: 13 Agustus 2020   15:14 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah lolos ke putaran pertama Yonex-Sunrise Hongkong Open 2019 usai mengalahkan Fan Ka Yan/Wu Yi Ting, Selasa (12/11/2019).(Badminton Indonesia)

Sebagai gambaran, ketika Indonesia tersingkir di perempat final Piala Uber 2018 usai kalah 2-3 dari Thailand, salah satu penyebabnya karena tidak memiliki ganda kedua yang bisa menjadi 'perebut poin'.

Kala itu, hingga laga ketiga, tim putri Indonesia sebenarnya sempat unggul 2-1 lewat kemenangan Greysia/Apriani dan Gregoria. Indonesia bisa memastikan ke semifinal bila ganda kedua menang di laga keempat. Yang terjadi, Della/Rizki ternyata kalah. Yang menyesakkan, Indonesia kembali kalah di laga tunggal terakhir  sehingga tersingkir.

Indonesia butuh pemain kejutan di tunggal putri

Selain tunggal putri yang bisa diandalkan di pertandingan pertama, Indonesia juga harus memiliki 'pemain kejutan' di tunggal putri. Pemain kejutan ini bisa dimainkan sebagai tunggal ketiga alias pemain terakhir.

Pemain kejutan ini maksudnya, mereka yang secara ranking jelas kalah dari tunggal pertama atau kedua, tetapi permainan mereka bisa diandalkan untuk bisa menyumbang poin.

Sebab, tidak jarang, turnamen di Piala Uber ini harus ditentukan hingga di pertandingan terakhir ketika skor sama kuat 2-2. Bisa dibayangkan betapa berat beban pemain yang dimainkan di laga terakhir seperti itu. Mereka seolah memikul ekspektasi rakyat Indonesia.

Karenanya, mereka harus bisa diandalkan secara mental dan permainan ketika menghadapi situasi seperti itu. Pendek kata, mereka bukan hanya masuk tim sebagai pemain pelengkap.

Nah, bila merujuk pada penampilan terkini pemain-pemain tunggal putri di pelatnas, nama pemain 'junior rasa senior', Putri Kusuma Wardani sangat pantas untuk dipertimbangkan dibawa ke Piala Uber 2020.

Usianya baru 18 tahun, tapi Putri punya potensi besar. Buktinya, dia tampil sebagai runner-up sektor tunggal putri di turnamen internal PBSI pada Juli lalu yang diikuti pemain-pemain pelatnas. Dia bahkan sempat mengalahkan Gregoria di fase grup meski kalah di final dari pemain yang sama.

Di level junior, Putri KW kini juga menempati peringkat kelima dunia. Dengan penampilannya yang terkesan cuek dan easy going tetapi 'galak' ketika di lapangan, Putri sepertinya sudah siap tampil di turnamen besar kelas dunia.

Bila begitu, sesuai ranking BWF terakhir, PBSI bisa membawa Gregoria, Fitriani, dan Ruselli di tunggal putri. Serta, kemungkinan besar akan memberikan kesempatan kepada Putri KW untuk merasakan Piala Uber pertamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun