Bahkan, ada banyak orang yang ketika pukul 10 pagi, mendadak keluar rumah untuk 'berjemur'. Mereka meyakini, sinar matahari akan bagus untuk meningkatkan imunitas dan menolak paparan Covid-19. Tak lupa, mengonsumsi asupan vitamin untuk menambah daya tahan tubuh.
Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran itu semakin berkurang. Kini, mudah ditemui di warung kopi, anak-anak muda nongkrong dengan mengabaikan jaga jarak dan memakai masker. Alasan mereka, apa iya untuk  ngopi dan merokok pakai masker.
Kerumunan juga mudah dijumpai. Malah, andai tidak ada aturan yang menindak pelanggar masker/tidak memakai masker ketika ke luar rumah, mungkin kesadaran memakai masker juga berkurang.
Padahal, mereka yang merasa sudah tidak ada apa-apa, atau bahkan tidak percaya dengan bahaya Covid-19, itu hanya karena mereka belum pernah melihat langsung atau bahkan mengalami orang-orang dekatnya terpapar.
Saya yakin, anggapan yang menganggap remeh itu seketika bakal berubah bila mereka melihat langsung atau bahkan merasakan sendiri bahwa virus ini memang mematikan. Namun, bila seperti itu baru sadar, tentu kesadarannya sudah 'setengah' terlambat. Iya kalau bisa sembuh, kalau enggak?
Karenanya, penting untuk sedia payung sebelum hujan. Sebelum kejadian, penting untuk menjaga diri dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, sedia hand sanitizer dan tisu basah ketika bepergian, serta rajin mencuci tangan dengan sabun.Â
Juga, menjauhi kemungkinan-kemungkinan yang bisa menjadi penyebab penularan wabah ini. Semisal untuk sementara tidak dulu mendatangi tempat-tempat kerumunan yang mengabaikan jaga jarak.
Pada akhirnya, penting untuk merenungi pesan dari Pak Wali Kota Banjarbaru. Bahwa:
"Ini benar-benar nyata dan kita harus melawannya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena itu jangan ada lagi yang sakit".
Salam sehat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H