Filippo Inzaghi. Menyebut nama ini, ada banyak hal yang mendadak terlintas dalam ingatan. Dia memang sudah lama pensiun bermain. Usianya kini sudah 46 tahun. Namun, kenangan akan Inzaghi ketika dia masih bermain, hingga kini belum pudar oleh waktu.
Bukan hanya tentang gol-gol 'ajaib' yang ia ciptakan. Bukan sekadar tentang kehebatannya dalam menaklukkan perangkap offside bek-bek lawan. Atau juga ekspresi lucunya ketika gol yang ia cetak ternyata dianulir wasit.
Tetapi juga tentang omongan orang kepadanya. Ya, ada banyak orang terkenal di sepak bola yang mengomentari Inzaghi kala dia masih menjadi pemain. Dari mendiang Johan Cruyff, hingga Sir Alex Ferguson. Sampean (Anda) mungkin masih ingat bagaimana ucapan keduanya tentang Inzaghi.
Namun, dari sekian komentar tentang Inzaghi, saya paling senang dengan ucapannya Emiliano Mondonico. Pelatih senior di Italia yang kini berusia 71 tahun ini pernah berujar begini:
"It's not Inzaghi who is in love with goals; it's the goals that are in love with him".
Ya, meski telah mencetak 197 gol sepanjang karier bermain bola yang menjadi bukti ketajamannya, sebenarnya bukan Inzaghi yang cinta (membuat) gol. Namun, gol-lah yang mencintai Inzaghi.
Mondonico mungkin benar. Sebab, selama pernah menyaksikan Inzaghi bermain dengan kostum Atalanta, Juventus, hingga AC Milan, tidak jarang bola memang seperti menghampiri dirinya. Seolah bola memilih Inzaghi agar memasukkannya ke dalam gawang.
Tetapi kini, yang cinta kepada Inzaghi bukan hanya bola dan gol, melainkan juga warga di Kota Benevento. Ya, Inzaghi kini menjadi pahlawan bagi warga di kota yang berjarak 50 kilometer dari Naples (Napoli) ini.
Inzaghi yang baru setahun melatih Benevento, berhasil membawa klub berusia 91 tahun ini promosi ke Liga Serie A Italia di musim 2020/21 usai dipastikan menjadi juara Liga Serie B. Itu akan menjadi partisipasi kedua Benevento di kancah Serie A sejak berdiri pada tahun 1929 silam.
Sebenarnya, apa istimewanya tim Serie B yang promosi ke Serie A?
Bukankah setiap tahun juga selalu ada tim yang seperti itu. Apakah hanya karena dilatih oleh Inzaghi yang merupakan salah satu nama besar di sepak bola Italia, Benevento mendadak jadi "artis" tenar?
Benar, Inzaghi memang salah satu figur pembuat berita di sepak bola Italia. News maker. Namun, bukan hanya karena ketenaran Pippo--panggilan Inzaghi yang membuat kelolosan Benevento menjadi istimewa.
Tapi, yang patut disorot adalah keberhasilan Inzaghi mengubah tim kecil sekelas Benevento, menjadi tim hebat selayaknya Liverpool di Liga Inggris.
Ya, menengok sukses Benevento meraih tiket promosi ke Serie A lewat penampilan solid di Serie B musim ini, kita akan langsung membandingkannya dengan penampilan dominan Liverpool di Liga Inggris musim 2019/20 yang berujung gelar ke-19 dan mengakhiri penantian 30 tahun. Â
Â
Akhir Juni lalu, Benevento menjadi klub pertama yang promosi ke Serie A Italia usai mengalahkan Juve Stabia. Benevento memastikan promosi ketika kompetisi Serie B masih menyisakan 7 pertandingan. Padahal, umumnya, tim harus berdebar menunggu hingga 2 laga terakhir sebelum meraih 'tiket' promosi ke Serie A.
"We have done something extraordinary, we would like to equal the record of Ascoli, which lasts for 40 years and earn promotion to Serie A with seven days of advance".
Begitu kata Pippo Inzaghi dalam wawancara dengan Wakil Direktur Rai Sport, Enrico Varriale, seperti dikutip dari timesfamous.com beberapa waktu lalu.
Lalu, apa sebenarnya rahasia Inzaghi sehingga timnya bisa ganas seperti itu?
Dalam wawancara dengan Rai Sport itu, Inzaghi menyebut tidak ada rahasia. Hanya komitmen dan kemauan besar dari timnya untuk meraih hasil bagus. Terlebih ketika musibah Covid-19 datang melanda Italia.
Dia menyebut pemain-pemainnya telah banyak berkorban melewati situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dalam perjalanan waktu ketika keadaan membaik, kami sadar bahwa dalam sepakbola hanya ada pemain. Sebuah langkah benar untuk memulainya lagi. Tentu saja, kami merindukan kehadiran pendukung," ujar Inzaghi.
Sukses Benevento seperti kisah Liverpool menjuarai Liga Inggris
Ya, Benevento memang telah melakukan pencapaian yang bersejarah. Benevento menyamai rekor pencapaian Ascoli pada 1977-78 sebagai tim Serie B yang promosi paling cepat ketika kompetisi masih menyisakan tujuh pertandingan.
Nah, yang menarik, pencapaian Benevento itu ternyata mirip dengan sukses Liverpool yang memastikan sebagai juara Liga Inggris 2019/20 ketika kompetisi masih menyisakan 8 pertandingan. Liverpool bahkan menjadi juara tercepat dalam sejarah Liga Inggris.
Uniknya lagi, bukan hanya itu kemiripan Benevento dengan sang juara Premier League. Tapi ada beberapa kemiripan yang lain.
Seperti Liverpool yang unggul jauh dari Manchester City, klub berlogo "nenek sihir mengendarai sapu terbang" sehingga dijuluki Gli Stregoni alias penyihir ini juga unggul jauh dari pesaingnya di klasemen Serie B. Â
Ketika memastikan promosi ke Serie A, Benevento mengoleksi 77 poin dan unggul 24 angka atas tim peringkat dua, Crotone. Kala itu, mereka juga baru sekali kalah (dikalahkan Pescara) yang merupakan tim papan bawah.
Bukankah ini sama persis dengan Liverpool yang sebelum juara hanya kalah sekali dari Watford yang merupakan tim "pejuang degradasi". Bahkan, skor kalahnya pun mirip. Sekali kalah langsung telak. Bila Liverpool kalah 0-3, Benevento kalah 0-4.
Kesamaan lainnya, entah apakah ini sebuah kemiripan yang disengaja ataukah memang kebetulan belaka. Setelah memastikan promosi, Benevento langsung kalah telak, 0-3 dari Crotone (4/7) yang merupakan tim peringkat dua.
Bukankah Liverpool juga begitu. Setelah dipastikan juara, beberapa hari kemudian, The Reds kalah telak 0-4 dari Manchester City.
Satu lagi, setelah dipastikan promosi, rekor Benevento yang selalu menang di kandang pada musim ini, akhirnya terhenti setelah ditahan imbang Venezia 1-1 (11/7).
Saya jadi teringat dengan hasil 1-1 yang didapat Liverpool kala menjamu Burnley dan membuat rekor kemenangan 100 persen mereka di Anfield menjadi ternoda. Ah, mungkin cuma kesamaan yang kebetulan saja.
Terlepas dari beberapa kesamaan dengan Liverpool, tantangan besar kini tengah menunggu Inzaghi dan Benevento di Liga Serie A Italia musim 2020/21 mendatang.
Benevento tentu tidak ingin kembali mengulang pengalaman pahit di musim 2017/18. Di musim itu, mereka promosi ke Serie A untuk kali pertama,. Yang terjadi, mereka langsung terdegradasi lagi pada akhir musim.
Kebahagiaan keluarga Inzaghi musim ini nyaris sempurna
Menariknya, di Liga Serie A Italia musim depan, Filippo Inzaghi bersama Benevento, akan beradu strategi dengan adiknya, Simone Inzaghi yang melatih tim ibu kota, Lazio.
Tidak sedikit penggemar sepak bola di Italia yang mengharapkan Simone Inzaghi bisa membawa Lazio jadi juara Liga Serie A musim 2019/20 ini. Apalagi, ketika Serie A dihentikan akibat Covid pada Maret lalu, Lazio hanya berselisih satu poin dari Juventus.
Sayangnya, ketika Serie A kembali dilanjutkan pada akhir Juni lalu, penampilan Lazio menurun. Mereka beberapa kali mengalami kekalahan sehingga kini tertinggal jauh dari Juventus. Peluang juara pun ambyar karena Serie A hanya tinggal menyisakan tiga laga.
"Simone telah melakukan pekerjaan luar biasa. Masa setelah jeda ternyata tidak berjalan bagus baginya. Tapi, dia telah melakukan pekerjaan bagus," ujar Pippo, memuji adiknya.
Andai Simone bisa membawa Lazio juara Serie A dan Pippo juga juara Serie B bersama Benevento, itu akan menjadi momen sempurna bagi keluarga Inzaghi.
Ya, bila itu terjadi, sang ayah, Giancarlo Inzaghi-lah yang paling berbahagia. Seperti yang digambarkan kolumnis James Horncastle dalam tulisan di ESPN berjudul "At Lazio and Benevento, the Inzaghi brothers are having a season to remember" beberapa waktu lalu.
James Horncastle mengisahkan Giancarlo Inzaghi tidak merokok di hari Senin hingga Jumat. Namun, ketika akhir pekan datang, Inzaghi senior ini bisa menghabiskan 20 batang rokok untuk menyaksikan tim yang dilatih anaknya bertanding.
"Jangan cerita kepada mereka. Saya sekarang lebih menderita karena mereka berdua menjadi pelatih," ujar Inzaghi senior.
Ya, sebagai bapak, bisa dibayangkan bagaimana ketegangan pikiran yang dirasakan Giancarlo Inzaghi ketika melihat dua tim yang dilatih oleh Pippo dan Simone bertanding.
Namun, kini, Giancarlo bisa menutup musim dengan tawa bahagia. Pippo juara bersama Benevento. Lazio?
Meski mungkin gagal juara, tetapi Lazio sudah memastikan lolos ke Liga Champions musim depan lewat kemenangan 2-1 atas Cagliari pada dini hari tadi. Jadi, itu tidak terlalu buruk. Menarik ditunggu, siapa yang akan didukung Inzaghi senior kala dua tim yang dilatih anaknya, bertemu di Serie A pada musim depan. Salam.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H