Menurut saya, sistem pertandingan bermain single match seperti ini akan menguntungkan tim yang sedang on fire seperti Atalanta. Sebab, mereka akan bisa memaksimalkan kelebihan feel pertandingan, tenaga, dan fokus untuk menang di satu pertandingan.
Sebaliknya, bagi tim yang belum panas seperti PSG, mereka akan berusaha mengejar level fisik dan fokus. Sebab, bila kalah, tidak akan ada lagi kesempatan kedua untuk bangkit.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki itu, tidak mustahil Atalanta akan menyingkirkan PSG di perempat final dan lolos ke semifinal. Lantas, bertemu Atletico Madrid atau RB Leipzig.
Malah, Atalanta layak disebut calon juara Liga Champions musim 2019/20. Minimal, tim-tim kuat di Liga Champions harus mulai memperhatikan mereka.
Sampean boleh saja tertawa dan mengucap tidak mungkin pada kemungkinan itu (Atalanta juara). Namun, terlepas dari kemungkinan itu, bukankah semua tim yang bertanding di perempat final memang bisa disebut kandidat juara. Sebab, mereka masih punya peluang. Kecuali tim yang sudah tersingkir sudah tidak mungkin lagi juara.Â
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H