Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dulu Mampu Kini "Mendadak Miskin", Siapa yang Bantu Mereka?

19 Mei 2020   13:06 Diperbarui: 19 Mei 2020   13:08 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akibat pandemi, ada banyak warga terdampak secara ekonomi. Termasuk warga yang sebelumnya mampu, kini mendadak miskin. Tentu saja, mereka membutuhkan bantuan/Foto: pasardana

Seperti tetangga kanan kiri yang mungkin memiliki kemampuan ekonomi lebih sehat, bisa memberikan pinjaman uang. Atau mungkin, yang menjadi juragan, bisa mengajak warga terdampak itu untuk bekerja sehingga bisa berbagi dengan 'lebih bermartabat'.

Begitu saudara dan kerabat keluarga yang lebih mampu, bisa ikut meringankan bebannya. Sebab, bila buka saudara dan kerabat, juga tetangga dekat, siapa lagi yang bisa membantu mereka.

Namun, khusus poin peduli tetangga tersebut, tentunya bergantung bagaimana warga terdampak itu memberitahukan kondisinya ke orang lain. Bila tidak bercerita, bagaimana orang lain bisa tahu. Karenanya, bila memang butuh bantuan, tidak perlu malu bercerita.

Termasuk pihak bank bisa memberikan solusi yang meringankan bagi warga terdampak. Semisal untuk sementara tidak membayar cicilan rumah pada bulan-bulan ini. Tapi nanti dibayarkan ketika situasi sudah normal.
 
Begitu juga dengan pihak leasing. Semisal warga terdampak tersebut punya angsuran motor, pihak leasing bisa memberikan keringanan. Semisal memberi penangguhan mengangsur. Toh, kelak, angsuran itu juga akan dilunasi.

Warga mampu mendadak miskin karena gaya hidup?

Ketika pesan broadcast tentang warga bergaji 20 juta sebulan yang kini hanya dibayar 10 juta dan hanya sisa 500 ribu karena dipotong angsuran tersebut itu diposting di sebuah akun Instagram, saya sempat membaca beberapa komentar dari warganet.  

Komentarnya beragam. Ada yang bersimpati. Ada yang menganggap itu hanya cerita satire. Ada pula yang menyebut warga tersebut mendadak miskin karena gaya hidupnya sendiri. Kok tahu?

Menurut logika warganet, bila orang itu sebelumnya bergaji 20 juta sebulan dan dengan pengeluaran per bulan masih sisa 10 juta, seharusnya dia bisa memiliki tabungan yang cukup. Sehingga, dia tidak kewalahan begitu menghadapi situasi tak terduga seperti sekarang.  

Tetapi memang, perihal warga yang mendadak miskin karena terdampak wabah corona ini, penyebabnya memang berbeda-beda. Tidak sama antara warga satu dengan warga lainnya.

Jadi, tidak bisa mengambil kesimpulan bahwa warga mampu mendadak miskin tersebut karena gaya hidup yang dijalaninya. Semisal membeli barang-barang tidak berdasar asas kebutuhan. Ataupun karena terlalu banyak angsuran.

Sebab, ada juga mereka yang terbilang mampu (meskipun tidak bergaji 10 juta sebulan) tapi gaya hidupnya biasa-biasa saja. Malah sesuai kebutuhan. Semisal mengangsur kendaraan, juga karena kebutuhan.

Tetapi memang karena tidak memiliki tabungan yang cukup dan tidak ada pemasukan lagi, begitu menghadapi situasi tak terduga seperti ini, mereka langsung kesusahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun