Setelah berkonsultasi dengan pemerintah Jerman, kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara-negara Jerman menyetujui dimulainya kembali liga untuk paruh kedua Mei, dengan pertandingan "di balik pintu tertutup". Hari berikutnya, DFL mengkonfirmasi bahwa Bundesliga akan dilanjutkan pada 16 Mei dengan matchday 26.
Bundesliga bergulir demi menyelamatkan klub
Dari dinamika jejak Covid-19 di panggung Bundesliga tersebut, ada momen yang menjadi 'turning point' kompetisi musim 2019/20 berlanjut.
Yakni, pada 3 April 2020, DFL melaporkan bahwa situasi keuangan sebagian besar tim, lebih serius daripada yang diperkirakan. Dari 36 klub sepak bola profesional di Bundesliga dan 2. Bundesliga, ada 13 tim (empat tim dari Bundesliga) menyatakan kebangkrutan pada Mei atau Juni. Kecuali operasi liga dilanjutkan pada saat itu.
Sebelumnya, pada pertemuan 31 Maret, DFL telah memutuskan bahwa klub yang memasuki proses kepailitan musim ini, tidak akan menderita pengurangan poin yang biasa. D klub (pailit) yang memasuki proses musim berikutnya hanya kehilangan tiga poin, bukannya sembilan poin seperti aturan biasanya.
Faktor untuk menyelamatkan klub-klub yang terancam kebangkrutan akibat tidak ada pemasukan inilah yang disebut-sebut menjadi penggerak utama Liga Jerman diputar kembali.
Mantan pemain Timnas Jerman saat menjadi juara Piala Eropa 1996, Steffen Freund, dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live menyampaikan, dengan liga kembali bergulir dan masih ada sembilan pekan Bundesliga, termasuk babak semifinal dan final DFB Pokal, klub-klub akan kembali bisa mendapatkan 'broadcast income' alias pemasukan dari hak siar.
Menurut Freund, bila kompetisi dihentikan, maka klub akan kehilangan pemasukan sehingga bisa mengakibatkan kebangkrutan. Dampaknya, di musim 2020-21 mendatang, Bundesliga bisa kekurangan tim yang sehat secara finansial
"Tentu saja, menggelar kompetisi di situasi seperti ini memunculkan masalah. Salah satu masalahnya, pemain harus mengikuti tes sebelum dan sesudah pertandingan," ujarnya.
"Namun, jika Anda tidak memutar kompetisi dalam waktu dekat, ada banyak tim di Bundesliga maupun di Bundesliga 2 akan bangkrut. Dampaknya, Bundesliga tidak memiliki cukup tim untuk bermain di musim depan," sambung Freund dikutip dari sportstar.thehindu.com. Â
Mantan gelandang yang pernah bermain di Dortmund dan Tottenham ini menyebut, setiap tim di Jerman pastinya sudah memberlakukan karantina bagi pemainnya. Namun, apa jadinya bila ternyata mereka tidak bisa bermain dan tidak menyelesaikan kompetisi. Hanya dikarantina saja.
"Saya paham, situasi sedang sulit. Di Spanyol dan Italia bahkan lebih buruk. Namun, bila dalam tiga bulan, ada 10 tim di liga utama dan liga kedua di Spanyol bangkrut, juga di Inggris, di Italia, dan di Jerman juga sama, maka akan sangat sulit untuk memulai kompetisi berikutnya," sambung Freund.