Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bundesliga Kembali, Upaya Penyelamatan Klub-klub dari Kebangkrutan

15 Mei 2020   21:16 Diperbarui: 16 Mei 2020   18:46 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di tengah pandemi yang belum berakhir, kompetisi sepak bola Bundesliga Jerman musim 2019/20 akan kembali berlanjut mulai Sabtu (16/5/2020) besok. Sebelumnya, Bundesliga dihentikan pada 13 Maret lalu dengan masih menyisakan sembilan (9) pertandingan/Foto: Just Arsenal

Bundesliga Jerman menjadi kompetisi sepak bola elite pertama di Eropa yang bisa move on dari pandemi Covid-19. Akhir pekan ini, Sabtu (16/5/2020), Bundesliga akan melanjutkan kompetisi musim 2019/20 yang tinggal menyisakan sembilan pertandingan.

Sebelumnya, menyusul wabah Covid-19 di Jerman, pihak otoritas Liga Jerman (DFL) memutuskan kompetisi Bundesliga dan Bundesliga 2 musim 2019/20 dihentikan pada 13 Maret lalu. Artinya, sudah lebih dua bulan, warga di negara juara dunia 2014 ini tidak bisa melihat kompetisi.

Memang, untuk akhir pekan besok, warga Jerman belum boleh datang ke stadion. Sebab, setelah berkonsultasi dengan pihak pemerintah Jerman, diputuskan Bundesliga kembali digelar, tapi tanpa penonton.

Toh, sepak bola tidak akan pernah kesepian. Dengan bantuan kamera yang berada di tepi lapangan dan dengan adanya tayangan langsung, warga Jerman bisa menyaksikan kembalinya Bundesliga.

Termasuk kita, para pecinta sepak bola yang sudah rindu melihat kembali tingkah polah pemain-pemain top memainkan bola di lapangan.  

Jejak Corona dan pengaruhnya bagi sepak bola Jerman
Bagi saya selaku pecinta sepak bola, bergulirnya kembali Bundesliga musim 2019/20 itu bak menjadi kemenangan bagi sepak bola setelah sempat mati suri. Bahwa, sepak bola bisa bangkit dari bencana besar yang menyebabkan terhentinya kompetisi.

Nyatanya, setelah Bundesliga diputuskan kembali bergulir, Premier League Inggris dan Seria A Italia kemungkinan besar juga akan menyusul. Siap memulai kembali kompetisinya.  

Meski, untuk sampai pada keputusan memutar kembali kompetisi sepak bola di tengah pandemi yang belum sepenuhnya berakhir, DFL jelas butuh waktu lama. Keputusan itu pastinya diambil melalui berbagai pertimbangan yang matang.

Berbagai pertimbangan itu dari mulai kondisi terkini di Jerman. Lalu, kesiapan otoritas sepak bola menggelar kembali kompetisi di tengah wabah. Semisal ketika harus melakukan tes kesehatan kepada pemain dan semua yang terlibat dalam pertandingan, sebelum dan sesudah pertandingan.

Pendek kata, tantangannya besar. Lalu, bila tantangannya besar, mengapa DFL berani melanjutkan kompetisi?

Sebab, bila kompetisi tidak berlanjut, dampaknya juga bisa besar bagi masa depan Bundesliga. Utamanya terkait kondisi keuangan klub. Sebab, beberapa klub di Jerman dilaporkan tengah kritis karena roda keuangan yang tidak berputar.

Nah, sebelum masuk pada kondisi keuangan beberapa klub tersebut, kita perlu mengetahui bagaimana dinamika wabah Covid-19 yang terjadi di Jerman dan lantas berdampak pada Bundesliga.

Maret lalu, ketika Covid-19 sudah mewabah di Eropa, termasuk di Jerman, Menteri Kesehatan Federal, Jens Spahn merekomendasikan pembatalan acara yang melibatkan lebih dari 1.000 orang. Sepak bola tentunya masuk dalam kategori itu karena melibatkan puluhan ribu orang di dalam stadion. Rekomendasi itu keluar pada 8 Maret.

Lalu, pada 10 Maret, diumumkan bahwa pertandingan antara Borussia Mnchengladbach dan FC Kln pada 11 Maret akan dimainkan secara tertutup. Itu merupakan kejadian pertama dalam sejarah liga. Bahkan, semua pertandingan pada matchday 26 (13-16 Maret) direncanakan dimainkan tanpa penonton karena pembatasan pertemuan publik.

Pada 13 Maret 2020, muncul kabar bahwa pemain muda SC Paderborn, Luca Kilian menjadi pemain Bundesliga pertama yang dinyatakan positif Covid. Pemain muda berusia 20 tahun lulusan akademi Borussia Dortmund ini baru menjalani tahun pertama di Bundesliga.

Lantas, tiga hari kemudian, 16 Maret, General Assembly DFL menangguhkan liga hingga setidaknya 2 April, dan menjadwalkan pertemuan lain di akhir Maret untuk membahas bagaimana kompetisi harus dilanjutkan.

Namun, pada pertemuan 31 Maret, mereka memilih untuk memperpanjang penangguhan liga hingga setidaknya 30 April sesuai rekomendasi Komite Eksekutif.

Pada pertemuan itu juga, DFL membentuk tim medis olahraga dan operasi pertandingan khusus yang bertanggung jawab untuk memeriksa metode yang aman untuk melanjutkan permainan liga.

Wabah Covid-19 di Bundesliga semakin kencang ketika pada 21 Maret 2020, beberapa klub termasuk Eintracht Frankfurt dan Hertha BSC, dikarantina setelah beberapa pemain dan staf dinyatakan positif. DFL pun mencari kemungkinan skenario untuk menyelesaikan musim secara teratur.

Lantas, beberapa ahli virologi seperti Alexander Kekule, dalam laporannya untuk pertemuan DFL pada 31 Maret, merekomendasikan untuk menghapus musim ini.

Namun, pada 4 April 2020, Kekule mengklarifikasi bahwa pertandingan tertutup pada prinsipnya mungkin, tetapi akan membutuhkan langkah-langkah yang luas. Termasuk total sekitar 20.000 tes untuk Covid-19 bagi para pemain dan staf (menguji setiap pemain sebelum dimulainya pertandingan) serta karantina tambahan untuk semua orang yang terlibat.

Dalam perkembangannya, pada 23 April 2020, DFL menargetkan 9 Mei sebagai tanggal dimulainya kembali Bundesliga. Namun, target ini mundur setelah FC Kln mengumumkan pada 1 Mei bahwa tiga orang di klub dinyatakan positif, tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Setelah berkonsultasi dengan pemerintah Jerman, kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara-negara Jerman menyetujui dimulainya kembali liga untuk paruh kedua Mei, dengan pertandingan "di balik pintu tertutup". Hari berikutnya, DFL mengkonfirmasi bahwa Bundesliga akan dilanjutkan pada 16 Mei dengan matchday 26.

Bundesliga bergulir demi menyelamatkan klub
Dari dinamika jejak Covid-19 di panggung Bundesliga tersebut, ada momen yang menjadi 'turning point' kompetisi musim 2019/20 berlanjut.

Yakni, pada 3 April 2020, DFL melaporkan bahwa situasi keuangan sebagian besar tim, lebih serius daripada yang diperkirakan. Dari 36 klub sepak bola profesional di Bundesliga dan 2. Bundesliga, ada 13 tim (empat tim dari Bundesliga) menyatakan kebangkrutan pada Mei atau Juni. Kecuali operasi liga dilanjutkan pada saat itu.

Sebelumnya, pada pertemuan 31 Maret, DFL telah memutuskan bahwa klub yang memasuki proses kepailitan musim ini, tidak akan menderita pengurangan poin yang biasa. D klub (pailit) yang memasuki proses musim berikutnya hanya kehilangan tiga poin, bukannya sembilan poin seperti aturan biasanya.

Faktor untuk menyelamatkan klub-klub yang terancam kebangkrutan akibat tidak ada pemasukan inilah yang disebut-sebut menjadi penggerak utama Liga Jerman diputar kembali.

Mantan pemain Timnas Jerman saat menjadi juara Piala Eropa 1996, Steffen Freund, dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live menyampaikan, dengan liga kembali bergulir dan masih ada sembilan pekan Bundesliga, termasuk babak semifinal dan final DFB Pokal, klub-klub akan kembali bisa mendapatkan 'broadcast income' alias pemasukan dari hak siar.

Menurut Freund, bila kompetisi dihentikan, maka klub akan kehilangan pemasukan sehingga bisa mengakibatkan kebangkrutan. Dampaknya, di musim 2020-21 mendatang, Bundesliga bisa kekurangan tim yang sehat secara finansial

"Tentu saja, menggelar kompetisi di situasi seperti ini memunculkan masalah. Salah satu masalahnya, pemain harus mengikuti tes sebelum dan sesudah pertandingan," ujarnya.

"Namun, jika Anda tidak memutar kompetisi dalam waktu dekat, ada banyak tim di Bundesliga maupun di Bundesliga 2 akan bangkrut. Dampaknya, Bundesliga tidak memiliki cukup tim untuk bermain di musim depan," sambung Freund dikutip dari sportstar.thehindu.com.  

Mantan gelandang yang pernah bermain di Dortmund dan Tottenham ini menyebut, setiap tim di Jerman pastinya sudah memberlakukan karantina bagi pemainnya. Namun, apa jadinya bila ternyata mereka tidak bisa bermain dan tidak menyelesaikan kompetisi. Hanya dikarantina saja.

"Saya paham, situasi sedang sulit. Di Spanyol dan Italia bahkan lebih buruk. Namun, bila dalam tiga bulan, ada 10 tim di liga utama dan liga kedua di Spanyol bangkrut, juga di Inggris, di Italia, dan di Jerman juga sama, maka akan sangat sulit untuk memulai kompetisi berikutnya," sambung Freund.

Sebagai mantan pemain bola, wajar bila Freund "memihak" pada sepak bola lewat pendapatnya. Wajar bila dia mendukung kompetisi Bundesliga kembali berputar dengan beberapa pertimbangan yang dia sampaikan.

Dan akan wajar pula, bila ada orang lain dari latar belakang profesi dan disiplin ilmu yang berbeda dari Freund, lantas tidak sepakat bila Bundesliga dan kompetisi sepak bola di negara lainnya kembali dilanjutkan di masa pandemi seperti ini.

Nah, kalau sampean (Anda) mendukung kompetisi sepak bola musim 2019/19 kembali bergulir atau tidak dilanjutkan karena wabah virus ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun