Bersyukur karena masih bisa 'merayakan' Ramadan
Nah, ini juga wajib kita syukuri. Memang, Ramadan tahun ini datang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ibarat tamu, Ramadan datang dan kita membukakan pintu dalam situasi lara.
Kita memang tidak bisa 'merayakan' Ramadan tahun ini seperti di tahun-tahun sebelumnya. Tidak lagi bisa sholat fardhu dan tarawih berjamaah rame-rame di masjid seperti dulu. Tidak lagi bisa buka bareng maupun sahur oh the road seperti dulu. Anak-anak juga mengeluh karena tidak bisa menikmati takjil di masjid menjelang maghrib.
Justru, di Ramadan kali ini, kita "dipaksa" melakukan aktivitas di rumah. Beribadah di rumah. Bekerja dari rumah. Ramadan tanpa keriuhan seperti tahun-tahun lalu.
Toh, terpenting, kita masih bisa bertemu Ramadan. Masih bisa berpuasa. Masih bisa menikmati kegembiraan berbuka puasa bersama anak-anak dan istri di rumah. Bahkan, dengan beribadah di rumah, hadir kedekatan kita dengan mereka.
Bukankah, sebagian dari kita dulu sering mengeluh sulit berbuka puasa di rumah bersama keluarga karena disibukkan urusan pekerjaan kantor. Bukankah kita dulu berharap bisa lebih khusyu beribadah. Nah, dengan lebih banyak di rumah, kita bisa merenung dan berkontemplasi tentang situasi yang terjadi.
Bersyukur karena tidak berhutang
Ya, bersyukurlah Anda bila tidak memiliki tanggungan hutang. Baik itu berhutang pada kawan sehingga ditagih untuk segera melunasi. Ataupun hutang cicilan kendaraan ataupun rumah.
Kapan hari, saya mendapatkan cerita dari seorang kawan perihal kawannya yang terdampak wabah Covid-19. Menurut kawan tersebut, warga terdampak akibat pandemi ini bukan hanya kalangan akar rumput. Tapi juga kalangan menengah.
Kata kawan tersebut, temannya dulu membeli rumah di perumahan dengan harga lumayan mahal dan angsuran bulanan lumayan tinggi. Karena kala itu, usahanya lancar, angsuran tinggi itu tidak terlalu masalah.
Namun, kini beda cerita. Ketika bisnisnya sepi sementara cicilan bulanan harus dilunasi, dia pun merasakan kesulitan. Dia sempat mendapat opsi penangguhan pelunasan cicilan. Syaratnya, ketika wabah berakhir, cicilan dalam sekian bulan itu harus dilunasi.
Sebagai orang yang pernah merasakan berjuang membayar cicilan rumah, cerita dari kawan tersebut sungguh berat.