Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Olahraga Saat Ramadan, Perlu Asal Jangan Terlalu

10 Mei 2020   21:16 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga bersama anak-anak. Olahraga selama Ramadan tetap perlu, asal jangan terlalu. Terpenting menjaga kebugaran dan gembira./Foto : Hadi Santoso

Sebagai ganti, saya berolahraga ringan bersama dua anak saya. Bermain bola di depan rumah. Sembari menyerap sinar matahari demi menambah imunitas tubuh sebagai benteng agar tidak terpapar Covid-19. Namun, jangan bayangkan bermain bolanya seperti umumnya. 

Dulu, sebelum puasa, demi untuk 'berjemur' di bawah matahari, tepat pukul 10.00, kami sering bermain bola 2 on 2 dengan dua sandal yang dijajar berjarak difungsikan sebagai gawang. Saya bersama si bungsu. Sementara si kakak bersama temannya. 

Main begitu saja, selama 30 menitan sudah berkeringat dan lumayan lelah. Pertanda memang usia tidak seperti 15 tahun lalu ketika main bola 2x45 menit pun kuat.

Bermain bola bersama anak-anak tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menambah kedekatan hubungan ayah-anak/Foto: koleksi pribadi.
Bermain bola bersama anak-anak tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menambah kedekatan hubungan ayah-anak/Foto: koleksi pribadi.
Nah, selama Ramadan ini, saya mencoba lebih banyak mengajari mereka ilmu bermain bola. Seperti mengajari mereka cara mengumpan. Hingga mengenalkan berbagai macam cara menendang bola.  Tidak lupa, mengajari mereka kerja sama.

Bahwa, bermain bola tidak bisa membawa bola sendirian. Tapi mereka butuh teman untuk saling mengoper. Bila sudah seperti itu, gayanya ayahnya sudah seperti pelatih sepak bola.

Usai mengenalkan teori, lantas mencoba praktek mengumpan dan menendang. "Wah, kakak sudah bisa tendangan pisang, Yah," ujar si kakak.  

Kami bermain tidak lama. Sebab, anak-anak juga berpuasa.  Namun, meski sebentar, badan bisa berkeringat. Anak-anak juga bergembira.

Malah, seusai bermain, mereka banyak bertanya tentang zaman muda saya dulu ketika ayahnya masih sering main bola ataupun futsal. Gayanya sudah seperti wartawan yang tengah mewawancara narasumber. 

Pendek kata, berpuasa bukan menjadi alasan untuk sekadar rebahan dan mager alias malas gerak. Justru, bila sering mager dan tidak melakukan aktivitas, badan akan menjadi cepat lemas.

Karenanya, badan harus tetap digerakkan. Kalaupun tidak melakukan aktivitas yang bisa disebut berolahraga 'secara resmi', kita juga bisa melakukan aktivitas lainnya yang memungkinkan badan bergerak.

Seperti mencuci baju hingga menjemurnya, mencuci piring lantas menata di rak, atau beres-beres di dalam rumah, juga menjadi bagian dari bergerak agar stamina tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun